Kecanduan HP, Ancaman Nyata bagi Masa Depan Pemuda Kaltim

SAMARINDA – Keprihatinan terhadap dampak kecanduan handphone pada generasi muda menjadi sorotan serius Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), terlebih dalam konteks hadirnya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang akan berdiri di wilayah tersebut dan menjadi pusat kemajuan bangsa di masa depan.

“Bahwa kita ketahui kecanduan anak bermain handphone dapat berdampak buruk di masa depan, terutama saat ini keberadaan Ibu Kota Negara, jangan sampai nanti pemuda kita menjadi penonton, penonton di Kalimantan Timur,” ujar Analis Muda Bidang Pemberdayaan Pemuda Dispora Kaltim, Hasbar Mara, saat ditemui di Kadrie Oening Tower Samarinda, senin 07/07/2025 pagi.

Ia menegaskan bahwa ancaman menjadi penonton bukan hanya terjadi di dunia olahraga, tetapi juga di sektor tenaga kerja yang kini telah memasuki era globalisasi dan liberalisasi sumber daya manusia. “Karena bukan hanya sepak bola yang ada naturalisasinya, tenaga kerja juga banyak dinaturalisasi dari luar negeri dan dari provinsi lain, karena kalau oleh sekitar kemampuan kita pekerja itu tidak diserap oleh kebutuhan pasar,” jelasnya.

Menurutnya, kunci utama agar generasi muda tidak tertinggal adalah dengan meningkatkan kualitas diri agar mampu bersaing secara kompetitif di tengah arus persaingan terbuka yang kini telah menjadi keniscayaan. “Kalau untuk mau bersaing ya kita harus meningkatkan kualifikasi kita, generasi muda kita, sehingga lewat edukasi kita, mereka juga harus bisa membentengi diri mereka untuk hal-hal yang tidak baik,” tegas Hasbar.

Ia mengingatkan bahwa kecanduan terhadap konten negatif di handphone merupakan titik awal kerusakan moral dan potensi masa depan yang bisa mengancam keberlangsungan generasi muda Kaltim jika tidak segera ditangani secara serius. “Karena itu menjadi pintu masuk kerusakan, kalau kita sudah kecanduan hp dengan hal-hal yang negatif, ya sudah,” katanya.

Hasbar menambahkan bahwa kondisi ini seolah menjadi awal kehancuran jika dibiarkan terus-menerus, sebab saat generasi muda sudah terbiasa dengan hal negatif dari gawai, maka akan sulit untuk keluar dari kebiasaan itu. “Pintu masuk untuk kerusakan, tunggu aja tanggal mainnya,” ucapnya dengan nada prihatin.

Ia pun mengajak seluruh pihak, termasuk para pemuda itu sendiri, untuk menyadari bahwa masa depan bangsa ada di tangan mereka, apalagi Kaltim akan menjadi jantung negara dengan hadirnya IKN. “Nah, ini yang kita tidak harapkan, sehingga kita tetap sampaikan bahwa kita adalah tumpuan harapan, harapan masa depan bangsa, apalagi Ibu Kota Negara ada di Kalimantan Timur,” pungkas Hasbar.

Dengan tegas ia menolak jika di masa depan para pemuda Kaltim hanya menjadi penonton di tengah pembangunan yang pesat akan tetapi dalam kondisi itu sangat menyedihkan jika masyarakat lokal hanya menjadi penonton dari pembangunan padahal mereka berada di daerah yang menjadi pusat perubahan Indonesia. “Jangan sampai orang sudah maju di IKN dengan eh tenaga kerja lokal tapi bukan orang Kaltim, ya kita bisanya, bisanya bertepuk tangan dan bersorak atas kemajuan, tapi kita hanya penonton, jadi bagian daripada penonton,” tuturnya. [] ADVERTORIAL

Penulis: Yus Rizal Zulfikar | Penunting: Rasidah 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com