Kemitraan Strategis: Langkah Kukar Tingkatkan Harga Sawit Petani

KUTAI KARTANEGARA – Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara (Disbun Kukar) terus mengintensifkan program pendampingan bagi petani sawit swadaya di wilayahnya. Program ini dirancang untuk secara signifikan meningkatkan produktivitas kebun dan pada akhirnya, menaikkan kesejahteraan para petani.

Pendampingan yang diberikan bersifat komprehensif, mencakup seluruh aspek budidaya dan manajemen kebun, mulai dari tahap hulu hingga hilir, serta fasilitasi kemitraan strategis.

Kepala Bidang Usaha dan Penyuluhan Disbun Kukar, Samsiar, menjelaskan detail program tersebut. Di tingkat hulu, pendampingan dimulai dari cara membuka lahan yang benar, pemilihan bibit bersertifikat beserta asal-usulnya yang jelas, teknik persemaian, metode tanam, hingga pengaturan jarak tanam yang ideal.

“Kami tekankan pentingnya hati-hati membeli bibit, ciri-ciri bibit unggul, dan kerugian jika menanam bibit berkualitas rendah yang baru terlihat setelah 5-6 tahun,” tutur Samsiar kepada Beritaborneo.com di Tenggarong, Kamis (22/05/2025).

Pada tahap pemeliharaan, petani menerima penyuluhan mendalam mengenai pemupukan yang baik dan benar, penggunaan herbisida secara bijak, serta teknik panen yang efektif untuk menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) berkualitas tinggi. Meskipun jangkauan penyuluh terbatas, Disbun Kukar berharap terjadi transfer informasi yang efektif antarpetani.

“Produktivitas petani swadaya kita masih jarang setara perusahaan, karena faktor belum mengikuti standar budidaya dan biaya, terutama pupuk. Ini menjadi fokus utama dalam upaya peningkatan kapasitas petani,” ungkap Samsiar.

Untuk mengatasi tantangan ini, Disbun Kukar secara aktif mendorong petani untuk memiliki Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB). Dengan STDB, petani dapat bermitra secara resmi dengan perusahaan, termasuk pabrik minyak merah yang akan dibangun di daerah tersebut, sehingga harga TBS mereka dapat sesuai standar pemerintah provinsi.

“Ke depan, pemerintah memang berupaya agar standar petani swadaya setara dengan perusahaan melalui penerapan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO),” pungkasnya.[]

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: M. Reza Danuarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X