BALIKPAPAN — Kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang didistribusikan oleh Pertamina kembali menuai sorotan tajam. Sejumlah bengkel di Kota Balikpapan, termasuk Auto 2000, melaporkan temuan kendaraan yang mengalami gangguan mesin usai melakukan pengisian BBM di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Balikpapan.
Menanggapi laporan tersebut, Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan segera menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama pihak Pertamina Patra Niaga guna meminta klarifikasi dan langkah penanganan yang telah dilakukan.
Ketua Komisi II, Fauzi Adi Firmansyah, menyatakan bahwa laporan pertama mulai diterima sejak akhir Maret lalu. Auto 2000 menjadi salah satu pihak pertama yang menyampaikan permasalahan tersebut ke Pertamina.
“Auto 2000 melaporkan ada kendaraan bermasalah setelah mengisi BBM. Laporan itu mereka teruskan ke Patra Niaga,” jelas Adi saat ditemui usai RDP di kantor Pertamina Patra Niaga, Rabu (09/04/2025).
Menurut Adi, meskipun hasil investigasi awal menyatakan bahwa BBM masih dalam standar, ditemukan pula beberapa sampel yang terlihat keruh. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai proses distribusi dan potensi masalah lain dalam sistem penyimpanan atau pengangkutan BBM.
“Distribusi dari kilang ke SPBU katanya sih aman, sesuai SOP. Tapi kita tidak bisa hanya percaya satu pihak,” ujarnya.
Sayangnya, RDP tersebut tidak dihadiri oleh tim teknis Pertamina, sehingga pembahasan yang bersifat teknis tidak dapat dilakukan secara menyeluruh.
“Mereka nggak bisa kasih penjelasan detail karena tim teknis nggak datang,” kata Adi dengan nada kecewa.
Sebagai langkah lanjutan, DPRD meminta Pertamina untuk menyerahkan laporan lengkap, termasuk data teknis mengenai tangki pendam di SPBU, selambat-lambatnya pada Senin mendatang.
Selain itu, DPRD juga akan melibatkan pihak independen, seperti laboratorium eksternal dan teknisi ahli, untuk memastikan hasil investigasi bersifat objektif.
“Supaya nggak berat sebelah, hasil lab juga harus dari luar Pertamina. Kita mau objektif,” tegasnya.
Komisi II pun berencana melakukan verifikasi langsung ke bengkel-bengkel besar yang terdampak, termasuk Auto 2000, guna melihat langsung kondisi kendaraan dan memastikan kebenaran laporan.
“Masalah ini harus diselidiki sampai tuntas. Apakah karena BBM tercampur air, ada kebocoran, atau bahkan karena oplosan, semuanya harus diuji secara menyeluruh,” pungkas Adi. []
Redaksi03