KUTAI KARTANEGARA — Peran serta masyarakat dan dukungan lintas sektor terbukti menjadi faktor krusial dalam menjaga keaktifan Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) di Kabupaten Kutai Kartanegara. Dari total 55 KTPA yang telah terbentuk, sebanyak 43 di antaranya masih aktif menjalankan tugas pengendalian kebakaran kebun dan lahan secara berkelanjutan.
Kepala Bidang Perlindungan Perkebunan Dinas Perkebunan Kukar (Disbun Kukar), Rudiyanto Hamli, mengungkapkan bahwa kelompok-kelompok tersebut tersebar di berbagai wilayah kecamatan dan terus mendapatkan pendampingan dari pemerintah daerah.
Beberapa KTPA yang dinilai aktif antara lain KTPA Pati Geni, KTPA Batuah, KTPA Redam Bara, KTPA Kelurahan Jawa, dan KTPA Sari Lestari. Rudiyanto menjelaskan bahwa keberlangsungan aktivitas kelompok tak lepas dari keterlibatan masyarakat lokal dan sinergi antara pemerintah desa, lembaga swadaya, hingga perusahaan besar swasta (PBS) yang beroperasi di sekitar wilayah kerja mereka.
“Kami tetap berupaya membina semua kelompok, termasuk yang berada di wilayah mandiri. Kolaborasi dengan desa dan masyarakat tetap menjadi kunci utama,” ujarnya di Tenggarong, Selasa (24/06/2025).
Menurut Rudiyanto, KTPA yang menjalin kemitraan dengan PBS cenderung lebih aktif karena mendapat kemudahan akses terhadap sarana, prasarana, hingga pelatihan teknis. Namun, Disbun Kukar tidak mengabaikan kelompok di wilayah mandiri yang tidak terjangkau oleh korporasi. Pembinaan tetap diberikan agar semua KTPA memiliki kesiapsiagaan yang merata dalam menghadapi potensi kebakaran lahan.
Untuk memastikan efektivitas program, Disbun Kukar tengah melakukan evaluasi dan verifikasi data kelompok secara berkala. Validasi ini penting dalam rangka menentukan penyaluran bantuan, termasuk untuk rencana pemasangan papan nama oleh Disbun Provinsi Kalimantan Timur.
Rudiyanto menegaskan bahwa hanya kelompok yang terbukti aktif dan memiliki struktur kelembagaan yang baik yang akan diusulkan sebagai penerima bantuan. KTPA yang tidak menunjukkan aktivitas nyata tidak akan diprioritaskan dalam alokasi dukungan.
“Kami ingin semua KTPA benar-benar siap, tidak hanya di atas kertas,” tegasnya.
Langkah ini dinilai penting untuk memperkuat sistem deteksi dan respons dini terhadap kebakaran kebun dan lahan yang kerap terjadi saat musim kemarau. Disbun Kukar berharap, pendekatan kolaboratif yang digerakkan oleh masyarakat sendiri akan menjadi pondasi utama dalam menjaga kelestarian lingkungan dan keamanan wilayah dari ancaman kebakaran. [] ADVERTORIAL
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Nursiah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan