Kukar Dominasi Produk IG, Kopi Liberika Jadi Kandidat Baru

KUTAI KARTANEGARA – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali memperkuat posisinya sebagai daerah penghasil produk ber-Indikasi Geografis (IG) terbanyak di Kalimantan Timur (Kaltim). Setelah sebelumnya sukses melahirkan Lada Malonan dan Gula Aren Tuana Tuha, kini Kukar tengah menyiapkan Kopi Liberika Prangat Baru sebagai kandidat produk IG berikutnya.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kaltim, Taufiq Kurrahman, menjelaskan bahwa hingga kini baru ada tiga produk di Kaltim yang resmi mengantongi sertifikat IG.

“Dari total tiga produk, dua di antaranya ada di Kukar. Ini menunjukkan Kukar sangat serius menggali potensi perkebunannya,” jelas Taufiq dalam audiensi bersama Bupati Kukar, jajaran Disbun Kukar, dan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Prangat Baru, di rumah jabatan Bupati Kukar, Tenggarong, Senin (15/09/2025).

Adapun tiga produk yang telah mendapatkan sertifikasi IG adalah Kakao Berau, Lada Malonan, dan Gula Aren Tuana Tuha. Jika Kopi Liberika Prangat Baru berhasil menyusul, Kukar berpotensi menjadi daerah dengan jumlah produk IG terbanyak di Kaltim.

Menurut Taufiq, keberhasilan memperoleh sertifikasi IG tidak terlepas dari peran besar MPIG. Kelompok ini dinilai sebagai garda terdepan dalam memastikan kualitas produk tetap terjaga serta mengawal proses administrasi pengajuan sertifikasi.

“Tanpa MPIG, sulit sebuah produk bisa mendapat IG. Karena itu, keberadaan dan penguatan MPIG harus jadi perhatian utama,” ucap Taufiq menegaskan.

Lebih jauh, ia menambahkan bahwa sertifikat IG bukan hanya berfungsi melindungi produk dari klaim luar, tetapi juga menjadi sarana branding daerah. Produk yang sudah ber-IG biasanya memiliki nilai jual lebih tinggi dan lebih mudah menembus pasar nasional hingga internasional.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disbun Kukar, Muhammad Taufik, menyampaikan bahwa pemerintah kabupaten berkomitmen untuk terus mengawal lahirnya produk-produk IG baru di Kukar.

“Kukar punya lahan luas dan beragam produk khas. Kami siap mendampingi petani dan masyarakat agar produk unggulan lain bisa menyusul mendapat IG. Jadi bukan hanya kopi, lada, dan gula aren, tetapi potensi lain juga harus digali,” tegasnya.

Menurut Taufik, pemerintah daerah siap menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah provinsi, kementerian terkait, hingga perguruan tinggi. Sinergi ini dinilai penting untuk memastikan seluruh proses sertifikasi berjalan lancar dan sesuai standar. “Dengan dukungan penuh semua pihak, Kukar bisa menjadi lumbung produk IG di Kaltim,” tambahnya optimistis.

Dampak positif dari status IG sejatinya sudah mulai dirasakan masyarakat. Petani Kopi Liberika Prangat Baru, misalnya, kini mampu menjual varian kopi luwak hingga Rp4,2 juta per kilogram. Sementara varian kopi lainnya dijual pada kisaran Rp800 ribu per kilogram. Lonjakan harga ini menjadi bukti nyata bahwa sertifikasi IG mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

Selain menguntungkan petani, keberadaan produk ber-IG juga memicu multiplier effect yang luas terhadap perekonomian daerah. UMKM olahan hasil perkebunan semakin berkembang, pariwisata berbasis agro ikut terangkat, dan daya tarik Kukar sebagai pusat produk khas daerah semakin kuat.

Dengan dua produk ber-IG yang sudah resmi dan satu lagi dalam proses, Kukar diyakini berpeluang besar menjadi pusat pengembangan IG di Kaltim. Harapannya, setiap tahun ada produk khas baru yang bisa didorong untuk mendapat pengakuan resmi. “Kalau konsisten, Kukar tidak hanya jadi pionir, tapi juga pusat IG yang membawa manfaat ekonomi langsung ke masyarakat,” pungkas Taufiq. [] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com