Kukar Mantapkan Transformasi Ekonomi Non-Ekstraktif

KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab)  Kutai Kartanegara (Kukar) menegaskan arah baru pembangunan ekonomi daerah dengan mendorong transformasi menuju sektor non-ekstraktif. Kebijakan strategis tersebut menjadi bagian penting dalam mewujudkan visi Kukar Idaman Terbaik, yang menekankan keberlanjutan ekonomi, hilirisasi, dan pemerataan pembangunan sebagai fondasi utama kemajuan daerah.

Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, menyampaikan bahwa perubahan fokus ekonomi merupakan kebutuhan jangka panjang agar Kukar tidak terus bergantung pada sektor pertambangan dan ekstraktif lainnya. Menurutnya, ketergantungan terhadap penjualan komoditas mentah tidak lagi relevan dengan tantangan ekonomi modern.

“Kita tidak bisa selamanya bertumpu pada sektor ekstraktif. Ke depan, Kukar harus membangun nilai tambah, memanfaatkan sumber daya yang ada untuk industri pengolahan dan ekonomi berkelanjutan,” ucapnya di Kantor MPP Kukar, Tenggarong, Selasa (02/12/2025).

Aulia menegaskan bahwa transformasi ekonomi harus berjalan beriringan dengan peningkatan kualitas pelayanan publik. Proses perizinan yang cepat, transparan, dan efisien dinilai akan mempercepat pertumbuhan investasi pada sektor-sektor baru.

“Kukar Idaman Terbaik bukan hanya slogan. Itu adalah komitmen untuk membangun sistem yang memudahkan. Layanan publik dan investasi yang baik adalah fondasinya,” terangnya.

Ia juga menambahkan bahwa Pemkab Kukar berupaya menciptakan ekosistem ekonomi yang kondusif bagi investor di sektor non-ekstraktif, seperti industri pengolahan, pertanian modern, UMKM berbasis inovasi, hingga sektor digital.

“Kami ingin menciptakan iklim investasi yang sehat. Pemerintah harus hadir dengan regulasi yang jelas dan pelayanan yang mempermudah, bukan menghambat,” tutur Aulia.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kukar, Alfian Noor, menyampaikan bahwa pertumbuhan investasi Kukar menunjukkan tren positif. Realisasi investasi hingga semester tiga telah mencapai sekitar Rp11,5 triliun dan diperkirakan masih akan meningkat hingga akhir tahun.

“Sampai saat ini investasi kita terus tumbuh. Tahun lalu mencapai 16,4 triliun. Tahun ini kami optimis bisa mendekati atau bahkan melampaui angka itu,” jelasnya.

Meski demikian, Alfian mengakui bahwa sebagian besar investasi yang masuk masih didominasi sektor ekstraktif. Oleh karena itu, transformasi menuju ekonomi non-ekstraktif menjadi prioritas kinerja mulai 2026.

“Indikator kinerja kami ke depan diarahkan ke sektor non-ekstraktif. Artinya, kita mulai mendorong investasi yang mengolah sumber daya menjadi produk bernilai tambah,” tutur Alfian.

Ia menambahkan bahwa transformasi ekonomi ini tidak hanya memberikan dampak besar bagi daerah, tetapi juga membuka lapangan kerja lebih luas bagi masyarakat lokal. “Kalau kita bisa mengolah di sini, maka manfaatnya langsung dirasakan masyarakat. Itu yang sedang kami bangun,” tambahnya.

Untuk mendukung arah baru tersebut, DPMPTSP terus memperkuat sistem perizinan dan digitalisasi layanan. Menurut Alfian, pelayanan cepat dan mudah merupakan faktor kunci yang mampu menarik kepercayaan investor. “Investasi itu datang ketika pemerintah memberikan kepastian. Jadi tugas kami memastikan layanan ini semakin baik dan semakin efisien,” tuturnya.

Transformasi ekonomi non-ekstraktif ini menjadi momentum penting bagi Kukar untuk membangun struktur ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan. Pemerintah berharap kebijakan tersebut mampu mengurangi ketergantungan pada komoditas mentah serta menciptakan peluang ekonomi yang lebih merata bagi seluruh masyarakat. [] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com