KUTAI KARTANEGARA – Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Dispar Kukar) menargetkan dua juta kunjungan wisata sepanjang 2025. Optimisme ini didasari perkembangan destinasi yang terus bertambah dan strategi promosi lebih masif untuk memperkuat posisi Kukar sebagai salah satu destinasi unggulan Kalimantan Timur.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Pemasaran Dispar Kukar, Awang Ivan Ahmad, menyatakan target tersebut merupakan kelanjutan dari capaian signifikan tahun sebelumnya. “Angka 1,2 juta kunjungan di 2024 bukan lagi patokan, melainkan pijakan. Kami optimistis dua juta bukan sekadar mimpi, tapi tujuan nyata,” tegasnya.
Saat ini, Kukar berada di peringkat ketiga daerah dengan kunjungan wisatawan terbanyak di Kaltim, di bawah Balikpapan dan Samarinda. Posisi ini dinilai sebagai indikator potensi pariwisata yang belum sepenuhnya tergarap. “Minimal, tahun ini kita harus capai 1,5 juta kunjungan. Idealnya, tembus dua juta. Ini sangat mungkin dengan kolaborasi semua pihak,” tambah Awang.
Sejumlah destinasi unggulan menjadi andalan. Museum Mulawarman, misalnya, tetap menjadi magnet utama wisata budaya berkat koleksi sejarah Kesultanan Kutai dan kompleks makam kuno di sekitarnya. Di sektor bahari, Pulau Pengempang di Kecamatan Muara Badak dan Pantai Panrita Lopi semakin populer dengan panorama lautnya yang memesona. Sementara itu, Bukit Bengkirai di Kecamatan Samboja Barat tetap menjadi primadona ekowisata dengan hutan hujan tropisnya yang asri.
Destinasi baru seperti Lakeview, bekas lahan tambang yang diubah menjadi kawasan wisata modern, juga mulai menarik perhatian. “Ini wajah baru Kukar: dinamis, adaptif, dan penuh warna. Kami tidak sekadar mengejar angka, tapi membangun pengalaman yang dikenang wisatawan,” ujar Awang.
Strategi promosi difokuskan pada penguatan digital marketing, termasuk kampanye di media sosial dan kolaborasi dengan influencer. Dispar Kukar juga menggandeng biro perjalanan untuk merancang paket wisata terintegrasi yang menyasar pasar domestik dan mancanegara. “Kami sedang menjajaki kerja sama dengan maskapai penerbangan untuk membuka rute charter ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman,” ungkapnya.
Data Dispar Kukar mencatat, 60% kunjungan wisatawan pada 2024 berasal dari luar provinsi, dengan durasi rata-rata kunjungan 2-3 hari. Untuk meningkatkan angka ini, pemerintah menyiapkan infrastruktur pendukung seperti pengembangan homestay berbasis komunitas dan peningkatan aksesibilitas ke destinasi terpencil.
Awang menekankan, peningkatan kualitas layanan menjadi kunci. “Kami akan sertifikasi 150 pelaku usaha pariwisata pada 2025 untuk memastikan standar pelayanan memenuhi ekspektasi wisatawan,” jelasnya. Pelatihan kebersihan, bahasa asing, dan digitalisasi UMKM juga masuk dalam agenda prioritas.
Target dua juta kunjungan ini turut didukung rencana penyelenggaraan event besar seperti Festival Erau 2025 dan East Borneo International Folklore Festival (EBIFF). “Event bukan hanya menarik wisatawan, tapi juga menjadi momentum mempromosikan kekayaan budaya dan alam Kukar,” tambah Awang.
Masyarakat diajak berperan aktif melalui program “Sapa Tamu Kukar” yang mengedukasi warga tentang keramahan sebagai daya tarik wisata. “Kami ingin setiap orang merasa seperti keluarga saat berkunjung ke sini,” pungkasnya.
Dengan langkah strategis ini, Kukar berambisi tidak hanya mengejar angka, tetapi juga menempatkan diri sebagai destinasi berkelas nasional yang berkelanjutan. []
Penulis: Dedy Irawan | Penyunting: M. Reza Danuarta