Kulit Kopi Disulap Jadi Teh, Kohiman Hadirkan Inovasi Baru!

KUTAI KARTANEGARA – Kelompok Tani Kopi Kohiman di Desa Cipari Makmur, Kecamatan Muara Kaman, kembali menunjukkan inovasi dalam pengolahan hasil perkebunan mereka. Tidak hanya menghasilkan kopi robusta, kelompok tani ini kini mengolah kulit kopi menjadi minuman teh bernilai ekonomis, sebuah upaya memanfaatkan limbah pascapanen agar tidak terbuang sia-sia. Langkah tersebut dinilai sebagai wujud nyata penerapan pertanian berkelanjutan yang mampu memberikan nilai tambah bagi komoditas lokal.

Produk teh kulit kopi atau cascara ini diolah melalui serangkaian tahapan, mulai dari pengeringan, pemanggangan ringan, hingga penyortiran sebelum akhirnya dikemas sebagai teh siap seduh. Cascara dikenal memiliki aroma khas, rasa manis alami, serta kandungan antioksidan yang relatif tinggi sehingga mulai diminati oleh para pengunjung yang datang ke lahan kopi Kohiman.

Ketua Kelompok Tani Kopi Kohiman, Sutaman, menjelaskan bahwa inovasi ini bermula dari keinginan untuk mengurangi limbah perkebunan sekaligus menambah produk unggulan yang dapat dipasarkan. Menurutnya, kulit kopi selama ini tidak dimanfaatkan secara optimal, padahal memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk bernilai ekonomi.

“Kulit kopi selama ini hanya menjadi sisa. Setelah kami uji coba, ternyata bisa diolah menjadi teh yang enak, sehat, dan punya nilai jual. Ini menjadi peluang ekonomi baru bagi kelompok kami,” ucapnya di Muara Kaman, Kamis (07/08/2025).

Ia menambahkan, produk teh kulit kopi diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi kelompok tani, terutama di masa ketika produksi kopi bubuk belum mengalami peningkatan signifikan. “Kami ingin semua bagian kopi bermanfaat. Kehadiran produk teh kulit kopi diharapkan menambah pemasukan bagi anggota kelompok tani, sekaligus mengurangi limbah yang menumpuk setiap kali panen,” tambahnya.

Inovasi ini juga mendukung praktik pertanian ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan limbah organik dari lahan kopi Kohiman yang mencapai 13 hektar, kelompok tani berkontribusi mengurangi beban limbah sekaligus menghadirkan produk baru yang memiliki nilai jual dan manfaat kesehatan.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disbun Kukar, Muhammad Taufik, memberikan apresiasi atas kreativitas tersebut. Menurutnya, pengolahan limbah menjadi produk bernilai ekonomi merupakan langkah positif yang sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam mendorong peningkatan nilai tambah komoditas perkebunan.

“Ini adalah inovasi yang sangat kami dukung. Pemanfaatan kulit kopi menjadi teh tidak hanya menambah ragam produk, tetapi juga menunjukkan bahwa petani kita sudah mulai bergerak menuju pengolahan yang lebih berkelanjutan dan bernilai tambah,” ucap Taufik.

Ia menegaskan bahwa Disbun Kukar siap memberikan pendampingan lanjutan, mulai dari peningkatan kualitas produk, legalitas, hingga strategi pemasaran agar produksi teh kulit kopi dapat menjangkau pasar yang lebih luas. “Kohiman sudah memberi contoh bahwa kreativitas bisa membuka peluang ekonomi baru. Kami siap memberikan pendampingan, terutama dalam peningkatan kualitas produk, legalitas, dan strategi pemasaran agar teh kulit kopi ini dapat menembus pasar yang lebih luas,” tegasnya.

Dengan dukungan pemerintah daerah dan semangat inovasi dari kelompok tani, teh kulit kopi Kohiman diharapkan dapat berkembang menjadi salah satu produk unggulan Muara Kaman. Produk ini juga berpotensi memperkuat identitas kopi Kohiman sebagai komoditas yang tidak hanya menawarkan kopi bubuk, tetapi juga produk turunan bernilai tambah tinggi. [] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com