SAMARINDA – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Husin Djufri, memberikan apresiasi terhadap langkah Gubernur Kaltim yang mendisposisikan pembangunan jalur baru penghubung antara Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dan Berau agar dapat melewati kawasan permukiman masyarakat.
“Kami sangat menapresiasi jalur baru atau jalan alternatif tersebut. Kalau dulu mau ke kota harus memutar jauh, bisa selisih empat sampai lima jam perjalanan. Dengan adanya jalan alternatif ini, biaya transportasi jadi lebih hemat, hasil pertanian dan perikanan lebih mudah dipasarkan,” ujar Husin kepada awak media saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (26/08/2025).
Menurut Husin, keberadaan jalan baru tersebut membawa dampak besar bagi masyarakat di sekitar Talisayan, Biatan, Biduk-biduk, dan Tabalar. Jalan yang sebelumnya berbatu dan sulit dilalui, kini berpotensi menjadi akses utama menuju Samarinda, Balikpapan, bahkan ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Begitu jalan akses dibuka, kehidupan mereka langsung berubah. Semua hasil alam lebih mudah dibawa keluar dengan biaya lebih rendah,” jelas legislator dari daerah pemilihan (dapil) Kutim, Berau, dan Bontang ini.
Selain menopang kegiatan ekonomi masyarakat, jalur alternatif Kutim–Berau juga diyakini mampu meningkatkan sektor pariwisata, khususnya di Kabupaten Berau. Wilayah wisata seperti Biduk-biduk, Pulau Kaniungan, air terjun, hingga danau-danau eksotis yang selama ini tetap ramai meski akses jalan terbatas, diprediksi akan semakin berkembang jika akses utama tersebut dibenahi.
“Wisata di Berau itu luar biasa. Meskipun jalannya rusak saja pengunjung tetap berdatangan. Apalagi kalau akses sudah bagus, pasti dampaknya besar sekali bagi masyarakat, baik dari sektor wisata maupun perikanan,” tutur Husin.
Terkait kendala pembebasan lahan, Husin menegaskan tidak ada hambatan berarti. Pihak camat dan kepala desa setempat bahkan sudah memastikan bahwa lahan yang dilewati jalur ini tidak menimbulkan persoalan biaya. Sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang wilayahnya dilintasi jalur tersebut pun disebut mendukung penuh pembangunan.
“Jalan perusahaan yang saat ini masih berupa tanah juga akan ditingkatkan kualitasnya. Pihak pemerintah provinsi sudah diperintahkan gubernur untuk berkoordinasi dengan perusahaan, termasuk membuka ruang kerja sama dalam bentuk CSR,” tambahnya.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak swasta, DPRD Kaltim optimistis jalan alternatif Kutim–Berau segera menjadi jalur utama. Kehadiran jalur ini tidak hanya mempermudah mobilitas masyarakat, tetapi juga diyakini mampu menggerakkan perekonomian lokal secara signifikan. [] ADVERTORIAL
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan