KUTAI KARTANEGARA — Upaya memajukan ekonomi berbasis potensi lokal kini menjadi fokus strategis Pemerintah Desa Loa Pari, Kecamatan Tenggarong Seberang. Lewat inisiatif membangun kawasan camping ground, desa ini menunjukkan langkah nyata mengembangkan destinasi wisata yang menyatu dengan alam sekaligus memberi ruang bagi pemberdayaan warga.
Kepala Desa Loa Pari, I Ketut Sudiyatmika, menuturkan bahwa pengembangan ini berangkat dari fenomena keseharian warga, khususnya generasi muda, yang sering berkemah di area sekitar danau dan bekas tambang. Kebiasaan itu dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi atraksi wisata resmi yang terkelola secara berkelanjutan.
“Kami memanfaatkan Anggaran Dana Desa (ADD) untuk membuka jalan dan meratakan lahan dengan pengurukan batu. Target kami, kawasan ini siap menyambut wisatawan secara resmi pada tahun 2025,” ucap Sudiyatmika di Tenggarong Seberang, Jumat (20/06/2025).
Akses menuju lokasi kini mulai dibuka agar dapat dilalui kendaraan, dan permukaan lahan yang sebelumnya berbatu pun tengah diratakan sebagai dasar area berkemah yang nyaman. Fasilitas pendukung juga mulai dibangun, seperti WC umum, gudang penyimpanan, serta tempat penyewaan tenda. Meski jaringan listrik PLN belum menjangkau lokasi, solusi sementara berupa lampu portabel dan sistem manual telah diterapkan demi kenyamanan pengunjung.
Tak hanya sekadar menjadi tempat berkemah, kawasan ini dirancang menjadi ruang edukatif dan rekreatif. Pemerintah desa pun tengah mengajukan pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sebagai syarat legalitas pengelolaan destinasi. “Salah satu syarat SK Pokdarwis adalah adanya bukti kunjungan wisatawan dan fasilitas yang beroperasi. Karena itu, infrastruktur kami percepat agar syarat ini bisa segera terpenuhi,” jelas Sudiyatmika.
Konsep wisata alam yang ditawarkan mencakup rencana jangka panjang seperti wisata air, aktivitas diving ringan, serta wahana edukasi lingkungan. Letak geografis Desa Loa Pari yang dikelilingi semi-hutan dan danau alami mendukung pengembangan konsep ekowisata yang otentik dan berdaya saing.
Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara turut memberikan dukungan atas inisiatif ini. Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata, Ridha Patrianta, mengingatkan pentingnya infrastruktur dasar sebagai pondasi pengembangan. “Peningkatan badan jalan menuju lokasi wisata merupakan hal utama yang harus diperhatikan,” ucapnya.
Dispar Kukar juga menyatakan kesiapannya mendampingi proses administratif serta penguatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pembinaan. Kolaborasi ini diharapkan menjadikan Desa Loa Pari sebagai model pengembangan wisata desa berbasis komunitas yang mampu menggerakkan roda ekonomi lokal.[] ADVERTORIAL
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan