KUTAI KARTANEGARA – Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara (Disbun Kukar) secara serius menyoroti potensi besar minyak merah sebagai alternatif minyak goreng yang tidak hanya sehat tetapi juga kaya vitamin esensial bagi masyarakat.
Langkah ini sejalan dengan rencana pembangunan pabrik minyak merah di Desa Manunggal Jaya, yang diharapkan tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan minyak goreng di tingkat lokal, tetapi juga menjadi pilar penting dalam mendukung program pemerintah daerah, khususnya dalam upaya pencegahan stunting.
Kepala Bidang Usaha dan Penyuluhan Disbun Kukar, Samsiar, menjelaskan secara rinci keunggulan nutrisi yang dimiliki minyak merah dibandingkan dengan minyak goreng konvensional yang banyak beredar di pasaran.
“Bahan bakunya sama-sama dari CPO ( crude palm oil), tetapi minyak merah tidak melalui proses pemurnian (refining) sebanyak minyak goreng biasa,” terang Samsiar kepada Beritaborneo.com di Tenggarong, Rabu (21/05/2025).
Perbedaan mendasar dalam proses pengolahan inilah yang menjadikan minyak merah memiliki kandungan vitamin yang jauh lebih tinggi.
“Secara kandungan, minyak merah lebih bagus karena vitamin A, E, dan lainnya masih banyak terkandung,” imbuhnya.
Proses pemurnian yang minim ini secara sengaja dirancang untuk mempertahankan spektrum lengkap vitamin dan nutrisi alami yang ada dalam kelapa sawit. Menurut Samsiar, berdasarkan pemaparan para pakar dan penelitian yang ada, minyak merah justru menunjukkan keunggulan signifikan dalam profil nutrisinya.
“Tujuan minyak merah ini adalah mempertahankan berbagai vitamin. Jika dipakai menggoreng, justru menambah asupan vitamin menjadi sumber nutrisi tambahan dalam masakan sehari-hari,” tegasnya.
Meski memiliki segudang keunggulan, Samsiar mengakui adanya tantangan dalam mengubah persepsi konsumen. Masyarakat selama ini terbiasa dengan minyak goreng bening, sebuah preferensi yang banyak dipengaruhi oleh iklan dan kebiasaan.
Namun, Disbun Kukar tetap optimistis bahwa dengan strategi sosialisasi yang tepat mengenai manfaat dan keunggulan minyak merah, produk ini akan mendapatkan tempat dan diterima secara luas di pasar.
Kehadiran pabrik minyak merah di Kukar juga membawa angin segar bagi perekonomian lokal. Hal ini tidak hanya akan menciptakan stabilitas pasokan, tetapi juga berpotensi menekan harga, menjadikan minyak goreng sehat ini lebih terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat Kukar
“Kehadiran pabrik ini juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan wilayah dan harga bisa lebih kompetitif karena tidak ada biaya transportasi dari luar daerah,” pungkas Samsiar. []
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: M. Reza Danuarta