BERAU — Ancaman peredaran narkotika yang kian mengkhawatirkan mendorong Pemerintah Kabupaten Berau mengambil langkah tegas dan strategis. Salah satunya dengan menyiapkan lahan hibah seluas 3 hektare guna mempercepat pembentukan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Berau.
Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Berau tidak lagi memandang persoalan narkoba sebagai isu biasa. Pemerintah daerah memilih bergerak cepat, menyusul temuan kasus narkotika yang terus meningkat dan menyasar berbagai lapisan masyarakat.
Wakil Bupati Berau, Gamalis, menyampaikan bahwa lahan hibah tersebut berada di Jalan Raden Ayoeb, Kecamatan Gunung Tabur, tepatnya di antara SMA Negeri 5 Berau dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Luasan lahan yang disiapkan bahkan jauh melampaui ketentuan minimal yang dipersyaratkan.
“Pemkab Berau sudah menyiapkan lahan hibah untuk pembangunan BNNK Berau seluas 3.000 meter persegi. Luasan ini bahkan melampaui standar minimal yang diminta,” kata Gamalis, Rabu (17/12/2025).
Ia menjelaskan, penyediaan lahan dalam skala besar dilakukan sebagai langkah antisipatif terhadap kebutuhan pengembangan fasilitas BNNK ke depan. Dengan luasan tersebut, seluruh sarana pendukung diharapkan dapat terpusat dalam satu kawasan yang representatif.
Selain kesiapan lahan, Pemkab Berau juga telah menyiapkan sejumlah dukungan administratif dan sumber daya manusia. Pemerintah daerah menyusun naskah akademik serta menyiapkan 20 aparatur sipil negara (ASN) untuk memperkuat operasional BNNK pada dua tahun awal pembentukan.
“Untuk sementara, aktivitas BNNK masih di Kesbangpol. Sambil menunggu pembangunan gedung permanen, kami juga menyiapkan ASN yang akan ditempatkan di BNNK,” ujarnya.
Keberadaan BNNK diharapkan menjadi ujung tombak dalam upaya pencegahan, pemberantasan, hingga rehabilitasi penyalahgunaan narkotika di Berau. Melalui lembaga ini, program edukasi dan pendampingan dinilai dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas dan terarah.
“Ini menjadi instrumen penting untuk membangun generasi Berau yang lebih kuat ke depan,” jelas Gamalis.
Ia tak menampik bahwa situasi peredaran narkotika di Berau saat ini sudah berada pada tahap mengkhawatirkan. Bahkan, wilayah ini disebut tidak lagi hanya menjadi jalur lintasan, melainkan telah berkembang menjadi tujuan peredaran narkotika, termasuk yang masuk melalui jalur perairan dan pulau-pulau sekitar.
“Kalau melihat kondisi hari ini, tentu kita miris. Berau sudah bukan lagi daerah lintasan,” pungkasnya. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan