KUTAI KARTANEGARA – Upaya meningkatkan produktivitas sektor pertanian terus menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), khususnya melalui Dinas Pertanian dan Peternakan. Salah satu fokus yang tengah digarap saat ini adalah optimalisasi lahan pertanian di sejumlah desa di Kecamatan Tenggarong, termasuk di Desa Rapak Lambur yang dinilai memiliki potensi besar.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Muhammad Taufik, mengungkapkan bahwa Desa Rapak Lambur memiliki hamparan lahan pertanian yang cukup luas. Namun, hingga kini baru sebagian lahan yang dapat dikelola secara optimal akibat kendala pengelolaan sumber daya air. “Salah satu hal yang menjadi masalahnya adalah terkait dengan kurangnya ketersediaan air, dan juga kelebihan dari air. Di tempat tersebut, ada yang kelebihan air, dan juga ada yang kekurangan air,” jelas Taufik saat diwawancarai di Tenggarong, Jumat (20/06/2025).
Untuk mengatasi persoalan kekurangan air, pihaknya telah melakukan intervensi berupa pembangunan sistem pipanisasi yang mulai direalisasikan sejak tahun 2023. “Untuk masalah yang kekurangan air, kita sudah melakukan intervensi pipanisasi yang sudah dibuat sejak tahun 2023,” tambahnya.
Sementara itu, permasalahan kelebihan air atau genangan akibat banjir menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu, Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar dalam mencari solusi yang tepat. “Untuk bagian tempat yang mudah sekali terendam banjir, dalam hal ini menjadi tantangan bagi kami bersama dengan Dinas PU, tentang bagaimana menangani serta mengendalikan banjir yang ada di sana,” paparnya.
Salah satu upaya nyata yang telah dilakukan adalah pembangunan pintu air besar oleh Dinas PU pada tahun 2024. Infrastruktur ini diharapkan mampu membantu mengendalikan volume air yang masuk ke lahan pertanian dan mencegah terjadinya genangan berkepanjangan. “Ada pintu air besar yang telah dibangun oleh Dinas PU di sana pada tahun 2024. Hal ini menjadi salah satu strategi dalam menghadapi genangan air serta pengendalian banjir,” ujar Taufik.
Ia menjelaskan bahwa esensi dari program optimalisasi lahan adalah meningkatkan indeks pertanaman di kawasan tersebut. Targetnya, jika sebelumnya petani hanya bisa menanam satu kali dalam setahun, ke depan bisa meningkat menjadi dua atau bahkan tiga kali panen dalam setahun. “Inti dari optimalisasi lahan pertanian itu adalah bagaimana kita dapat meningkatkan indeks pertanamannya. Dari yang tadinya menanam satu kali dalam satu tahun, menjadi dua kali dalam satu tahun, dari yang dua kali menjadi tiga kali dalam setahun, dan seterusnya,” urainya.
Taufik pun berharap, dengan dukungan berbagai pihak dan intervensi infrastruktur yang dilakukan, produktivitas pertanian di Desa Rapak Lambur dapat terus meningkat. “Harapannya, dengan dukungan yang diberikan tersebut, melalui pipanisasi dan pembangunan pintu air besar, dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan juga hasil panen yang ada di Desa Rapak Lambur,” pungkasnya. [] ADVERTORIAL
Penulis : Muhammad Rudini Harahap | Penyunting: Nursiah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan