PUSAT EKONOMI YANG DIPERBARUI
PASAR TANGGA ARUNG bukan sekadar tempat transaksi jual beli. Ia adalah denyut ekonomi rakyat, ruang interaksi sosial, dan salah satu ikon Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur.
Setelah puluhan tahun berdiri dan mengalami pasang surut kondisi, kini pasar itu tengah dibangun ulang menjadi pasar semi-modern yang lebih layak, tertib, dan manusiawi. Pemerintah Kabupaten Kukar mencanangkan pembangunan dalam tiga tahap. Pada tahun 2024 ini, pembangunan memasuki tahap kedua dengan anggaran mencapai Rp 250 miliar.
TAHAP AWAL DAN TAHAP KEDUA PEMBANGUNAN
Tahap pertama pembangunan Pasar Tangga Arung dimulai pada 2022 dan rampung pada awal 2023. Fokus utamanya adalah pembangunan area fondasi dan sebagian gedung utama pasar. Kini, pada 2024, Pemkab Kukar memulai pembangunan tahap kedua. Proses lelang dimulai sejak awal Maret, dan pengerjaan fisik dijadwalkan berlangsung sejak April.
Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kukar, Wiyono, tahap kedua mencakup penyelesaian gedung utama pasar, area parkir, hingga ruang terbuka hijau (RTH). “Kami targetkan rampung Desember 2024, agar pedagang bisa segera menempati lapak baru yang lebih representatif,” ujarnya. Pembangunan tahap kedua ini menghabiskan anggaran Rp 250 miliar dari APBD Kukar. Pengerjaannya diawasi ketat agar tidak mengalami keterlambatan seperti pada beberapa proyek sebelumnya.
FONDASI KEADILAN DALAM PEMBAGIAN LAPAK
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kukar memegang peran vital dalam mendata pedagang eksisting. Data awal mencatat 703 pedagang yang sebelumnya menempati area pasar. Mereka akan menjadi prioritas utama dalam pembagian lapak di pasar baru.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAK) Kukar, Bahteramsyah, menjelaskan, “Kami tidak akan membuka jual beli lapak. Seluruh penempatan berdasarkan data pedagang aktif yang sudah diverifikasi. Ini bentuk komitmen kami untuk keadilan”. Ia menambahkan, penempatan juga mempertimbangkan jenis dagangan dan kebutuhan ruang, sehingga pedagang tidak tumpang tindih. Penataan zonasi pasar diharapkan membuat suasana lebih tertib dan nyaman.
FPPKL DAN MASYARAKAT SIPIL
Forum Pedagang Pasar Kutai Lama (FPPKL) Kukar menyambut baik pembangunan pasar ini. Ketua FPPKL, Abdul Malik, mengatakan bahwa pedagang mendukung proyek asalkan pelaksanaannya adil dan transparan.
“Kami mendukung asalkan pemerintah konsisten. Jangan sampai pedagang asli tersingkir atau disalip oleh pihak-pihak yang tidak pernah berjualan sebelumnya,” tegasnya. Dukungan serupa datang dari tokoh masyarakat Tenggarong, Ustaz Rahman, yang mengatakan bahwa pembaruan pasar akan memberikan dampak positif bagi wajah kota dan ekonomi rakyat.
ANTARA HARAPAN DAN ADAPTASI
Pembangunan Pasar Tangga Arung membawa dampak sosial signifikan. Para pedagang harus beradaptasi dengan lingkungan baru, sementara warga Tenggarong kini mulai merindukan kenyamanan belanja di pasar lama.
Namun sebagian warga melihat ini sebagai momentum perubahan. “Kami ingin pasar yang bersih, tidak becek, dan tidak semrawut,” kata Nina, ibu rumah tangga yang rutin belanja ke pasar sejak 1990-an. Pemerintah menjanjikan fasilitas yang lebih baik, seperti ruang menyusui, toilet bersih, dan sistem drainase yang memadai. Selain itu, aspek keamanan juga akan diperkuat dengan pemasangan CCTV dan kehadiran satuan pengamanan.
DAMPAK EKONOMI UMKM DAN PARIWISATA LOKAL
Revitalisasi pasar diperkirakan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Pasar yang lebih modern dan tertata diyakini mampu meningkatkan daya beli dan menambah nilai transaksi.
Menurut Ekonom dari Universitas Mulawarman, Dr. Ardiansyah, pasar yang dikelola baik bisa menjadi motor penggerak UMKM. “Ketika pasar ditata modern, maka UMKM akan mendapat ruang berkembang. Ini penting untuk menjaga daya tahan ekonomi Kukar di tengah transisi pasca-tambang,” ungkapnya.
Selain itu, kawasan pasar baru ini diproyeksikan menjadi destinasi wisata belanja karena letaknya strategis di jantung Tenggarong. Dengan konsep pasar rakyat semi-modern, ini bisa menjadi daya tarik wisatawan lokal dan mancanegara yang mengunjungi Tenggarong.
TAHAP KETIGA : PENEGUHAN KOMITNMEN PEMERINTAH
Setelah tahap kedua rampung, pemerintah merencanakan pembangunan tahap ketiga untuk penyelesaian akhir, termasuk penataan taman kota dan akses kendaraan. Kepala Dinas PU Kukar optimistis semua selesai pada akhir 2025.
“Kami akan mengawasi ketat pelaksanaan tahap ketiga agar tidak molor. Pasar ini milik rakyat, harus selesai tepat waktu,” tegas Wiyono.
PASAR SEBAGAI SIMBOL KEMAJUAN DAERAH
Pembangunan Pasar Tangga Arung bukan sekadar proyek fisik, tapi simbol kemajuan dan perhatian negara terhadap ekonomi kerakyatan. Dengan pengawasan yang baik, partisipasi masyarakat, dan transparansi pemerintah, proyek ini berpotensi mengubah wajah Tenggarong secara signifikan.
Kini harapan tertumpu pada komitmen bersama: pemerintah, pedagang, dan warga Kukar. Karena di balik bangunan beton dan baja itu, berdetak harapan ribuan keluarga yang menggantungkan hidup dari denyut nadi ekonomi rakyat.
ANTARA HARAPAN DAN KECEMASAN
Salah satu aspek yang paling menyita perhatian dalam proses pembangunan Pasar Tangga Arung adalah relokasi pedagang. Proses ini tak hanya soal pemindahan fisik dari satu lokasi ke lokasi lain, tetapi juga memuat persoalan psikologis, sosial, hingga ekonomi yang kompleks. Bagi sebagian besar pedagang, pasar bukan sekadar tempat mencari nafkah, melainkan juga simbol kesinambungan sosial dan warisan keluarga yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Ratusan pedagang yang sebelumnya berjualan di kawasan Pasar Tangga Arung kini telah direlokasi ke lokasi sementara di Lapangan Pemuda Tenggarong. Namun, proses ini tidak berjalan tanpa kendala. Sejumlah pedagang mengeluhkan penurunan omzet drastis akibat berkurangnya jumlah pengunjung yang belum terbiasa dengan lokasi baru. Siti Zubaidah, seorang pedagang sayur yang sudah 15 tahun berjualan di Pasar Tangga Arung, mengungkapkan keprihatinannya.“Sejak pindah ke Lapangan Pemuda, penghasilan saya turun lebih dari separuh. Pelanggan banyak yang bingung cari lokasi baru ini, belum lagi tempatnya panas dan sempit,” ujarnya dengan nada cemas. Namun, tidak semua suara terdengar pesimistis. Sebagian pedagang tetap menyambut baik proyek pembangunan ini. “Saya percaya ini untuk jangka panjang. Kalau pasarnya nanti bagus, pasti pembeli datang lagi,” ujar Ahmad, pedagang ikan laut yang mencoba bertahan dengan optimisme.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar menyadari dinamika ini. Kepala Disperindag Kukar, Barliannor, menegaskan bahwa relokasi bersifat sementara dan pemerintah daerah menjamin seluruh pedagang lama akan mendapat tempat kembali di pasar yang baru, sesuai hasil pendataan awal.“Prioritas tetap untuk 703 pedagang lama. Kami telah menekankan bahwa tidak ada jual beli lapak. Semua harus berdasarkan data dan prosedur yang telah ditetapkan,” jelas Barliannor saat ditemui di kantornya.
PROGRES LELANG, PENGAWASAN KETAT, DAN TRANSPARANSI
Tahap kedua pembangunan Pasar Tangga Arung yang dimulai April 2024 telah melalui proses lelang sejak awal tahun. Dinas Pekerjaan Umum Kukar memastikan proses ini berjalan secara terbuka dan transparan. Kepala DPU Kukar, Wiyono, menyampaikan bahwa pihaknya menerapkan pengawasan ketat terhadap proses lelang untuk menghindari praktik-praktik yang berpotensi menghambat proyek atau merugikan negara.
“Lelang tahap kedua dilakukan melalui sistem LPSE yang transparan dan dapat diakses publik. Kami ingin memastikan bahwa proyek strategis daerah ini dikerjakan oleh pihak yang benar-benar kompeten,” katanya.Ia juga menambahkan bahwa proyek ini melibatkan tenaga konsultan pengawas eksternal untuk menjaga kualitas pengerjaan agar sesuai standar teknis dan jadwal waktu yang telah ditetapkan.
Menurut Wiyono, pembiayaan proyek tahap kedua sebesar Rp250 miliar akan difokuskan pada struktur utama bangunan pasar, area parkir, dan penataan kawasan RTH. Proses finishing, termasuk interior dan infrastruktur pendukung seperti drainase dan jaringan listrik, direncanakan rampung di tahap ketiga yang akan dimulai pada awal tahun 2025 mendatang.
FINALISASI FASILITAS DAN SERTIFIKASI
Memasuki tahap ketiga, proyek pembangunan Pasar Tangga Arung akan berfokus pada penyempurnaan seluruh aspek teknis dan operasional. Pihak DPU Kukar telah merancang tahapan yang mencakup pemasangan instalasi pembuangan limbah, sistem pemadam kebakaran, koneksi jaringan Wi-Fi publik, serta pemasangan lift dan eskalator untuk area pasar bertingkat.
Menurut rencana, pasar ini juga akan dilengkapi area cold storage dan ruang pengolahan limbah organik—dua inovasi yang belum pernah dimiliki pasar tradisional sebelumnya di Kukar. Fasilitas ini diharapkan mampu mendongkrak standar kebersihan dan pengelolaan sampah, sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal.
Tak kalah penting, Dinas PU Kukar juga akan menggandeng Badan Sertifikasi Nasional (BSN) untuk mensertifikasi bangunan pasar sebagai pasar ramah lingkungan dan tahan gempa. Sertifikasi ini menjadi bagian dari upaya mendorong citra pasar semi modern yang sesuai dengan arah pembangunan berkelanjutan (sustainable development).“Kami ingin Pasar Tangga Arung jadi percontohan untuk pasar rakyat di Kalimantan Timur. Tidak hanya bersih dan tertata, tapi juga fungsional dan memenuhi kaidah keberlanjutan,” ujar Wiyono.
HARAPAN BARU UNTUK TENGGARONG
Transformasi Pasar Tangga Arung diyakini akan memberi dampak luas, tidak hanya bagi pedagang, tetapi juga ekosistem ekonomi lokal secara keseluruhan. Pasar yang sebelumnya semrawut dan padat akan berubah menjadi ruang publik yang tertata, sehat, dan layak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Ketua Forum Peduli Pedagang Kecil Lokal (FPPKL) Kukar, Haris Saputra, menyatakan dukungannya terhadap proyek pembangunan ini. Ia berharap agar pasar yang baru tidak hanya menjadi tempat jual beli, tetapi juga sentra promosi produk lokal khas Kukar.“Dengan pengelolaan yang baik, Pasar Tangga Arung bisa jadi ikon ekonomi daerah. Kita punya banyak produk UMKM yang perlu dipamerkan ke publik. Pasar baru ini bisa jadi katalisator,” ucap Haris.
Dampak lain yang tidak kalah penting adalah meningkatnya kesempatan kerja dan pertumbuhan sektor jasa. Dengan hadirnya pasar baru, maka akan tumbuh kebutuhan baru untuk jasa logistik, transportasi, keamanan, kebersihan, serta sektor informal lain yang ikut menggerakkan ekonomi masyarakat kecil.
Pemerintah Kabupaten Kukar memperkirakan bahwa proyek ini akan menciptakan efek domino yang signifikan dalam jangka panjang. Dalam rencana jangka menengah daerah (RPJMD) Kukar 2021-2026, disebutkan bahwa revitalisasi pusat-pusat ekonomi rakyat seperti Pasar Tangga Arung merupakan salah satu strategi utama dalam penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan warga.
LITERASI PASAR UNTUK PEDAGANG
Menariknya, pembangunan pasar baru ini juga diiringi dengan program pelatihan untuk pedagang. Disperindag Kukar bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM, telah meluncurkan program literasi pasar yang meliputi pelatihan pembukuan sederhana, manajemen keuangan, digitalisasi usaha, hingga teknik pemasaran online.
Program ini disambut antusias oleh para pedagang, terutama generasi muda yang kini mulai berperan aktif dalam usaha keluarga. “Kami diajari cara jualan lewat media sosial, bikin katalog produk, sampai cara promosi di marketplace. Ini hal baru buat kami,” ujar Nur Hikmah, pedagang pakaian yang juga mengikuti pelatihan tersebut. Pelatihan ini diharapkan bisa mengubah wajah pedagang tradisional menjadi lebih adaptif terhadap perubahan zaman dan teknologi. Pemerintah daerah berharap bahwa generasi muda Kukar bisa melihat pasar sebagai tempat potensial untuk berkarya, bukan sekadar tempat berniaga.
HARAPAN DAN TANTANGAN KEDEPAN
Meski proyek ini sarat harapan, tantangan ke depan masih tetap terbentang. Salah satunya adalah menjaga integritas distribusi lapak ketika pasar baru telah rampung. Pemerintah Kukar perlu memastikan tidak ada praktik calo atau penguasaan lapak oleh pihak ketiga yang tidak berhak.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPEINDAG) telah menyatakan komitmennya untuk menggunakan sistem elektronik dan barcode dalam pendataan pedagang. Sistem ini akan digunakan saat verifikasi lapak agar prosesnya lebih transparan dan akuntabel. “Kalau ada yang coba main-main dengan data atau lapak, akan ketahuan lewat sistem. Kami ingin tata kelola pasar yang bersih sejak awal,” tegas Barliannor.
Tantangan lain adalah membangun kesadaran kolektif masyarakat untuk menjaga fasilitas pasar setelah rampung dibangun. Pemkab Kukar akan melibatkan komunitas lokal dan LSM untuk mendampingi pedagang dalam merawat fasilitas serta mengedukasi konsumen agar turut menjaga kebersihan.
PERAN SWASTA DAN KOMUNIKASI LOKAL
Dalam mendukung kelancaran pembangunan Pasar Tangga Arung, peran sektor swasta dan komunitas lokal mulai terlihat nyata. Sejumlah perusahaan daerah dan pelaku usaha telah menyatakan minat untuk terlibat dalam program kemitraan pengelolaan fasilitas pasar, seperti pengadaan pendingin makanan, sistem pembayaran nontunai, hingga manajemen kebersihan dan keamanan lingkungan.
Salah satunya adalah kerja sama potensial dengan Bankaltimtara, yang tengah menjajaki sistem pembayaran digital dan integrasi QRIS untuk seluruh transaksi di pasar. Langkah ini bertujuan menciptakan pasar yang ramah digital, mempermudah transaksi konsumen, sekaligus menekan potensi pungli yang kerap terjadi di lingkungan pasar konvensional.“Dengan QRIS dan sistem digital lainnya, pedagang bisa mencatat omzet secara otomatis dan konsumen tidak perlu membawa uang tunai. Ini sejalan dengan gerakan nasional non-tunai,” kata Rendi, perwakilan Bankaltimtara Tenggarong.
Selain sektor keuangan, komunitas lokal seperti Karang Taruna dan kelompok pecinta lingkungan juga terlibat dalam kegiatan edukasi dan kebersihan pasar. Mereka berencana mengadakan program rutin seperti “Jumat Bersih Pasar” dan “Pasar Bebas Plastik”, bekerja sama dengan Disperindag dan Dinas Lingkungan Hidup Kukar.“Kami ingin masyarakat merasa memiliki pasar ini. Kalau hanya pemerintah yang menjaga, tidak akan cukup. Harus ada partisipasi aktif,” ujar Dimas, koordinator Karang Taruna Tenggarong.Sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat inilah yang perlahan membentuk wajah baru Pasar Tangga Arung—bukan hanya sebagai pusat ekonomi, tetapi juga sebagai simbol kolaborasi dan modernisasi sosial di jantung Kota Tenggarong. []
Redaksi02