SAMARINDA – Upaya melestarikan olahraga tradisional di Kalimantan Timur (Kaltim) terus diperkuat oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kaltim melalui koordinasi intensif dengan pemerintah kabupaten dan kota. Langkah ini tidak hanya dimaksudkan untuk menjaga nilai budaya daerah, tetapi juga mengajak masyarakat agar lebih aktif terlibat dalam kegiatan yang sarat makna tersebut.
Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Sugiarta, menegaskan bahwa komunikasi dan kerja sama yang solid menjadi kunci agar olahraga tradisional tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang di tengah pengaruh arus modernisasi.
Meski demikian, ia menyoroti masih adanya daerah yang belum berpartisipasi dalam ajang olahraga tradisional yang digelar di tingkat provinsi. Saat ditemui di Kantor Dispora Kaltim, Rabu (06/08/2025), Bagus mengaku belum memperoleh penjelasan pasti terkait absennya sejumlah daerah tersebut.
“Sejujurnya, sampai sekarang saya belum tahu alasan pasti mengapa ada kabupaten atau kota yang tidak mengikuti event yang kami laksanakan di bidang pembudayaan olahraga. Mungkin saja terkait anggaran, saya kurang paham,” ujarnya.
Menurut Bagus, meski tidak mengirimkan atlet, pemerintah daerah tetap dapat menunjukkan dukungan melalui bentuk kegiatan lain, seperti sosialisasi kepada masyarakat. Ia mencontohkan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Mahakam Ulu yang tetap aktif menggelar kegiatan serupa meski menghadapi kendala jarak atau anggaran.
“Kami sebenarnya menyayangkan mereka tidak bisa bergabung. Paling tidak, meskipun tidak mengirim atlet, mereka tetap bisa eksis dengan melakukan sosialisasi, seperti yang sudah dilakukan di Penajam Paser Utara dan Mahakam Ulu. Memang, Mahulu itu lokasinya jauh, jadi kemungkinan ada kendala anggaran atau faktor lainnya,” tambahnya.
Dispora Kaltim memandang sosialisasi sebagai langkah penting untuk menjaga ketertarikan masyarakat terhadap permainan tradisional, seperti egrang, bakiak, tarik tambang, dan gasing. Kegiatan ini, menurutnya, tidak harus selalu dalam bentuk perlombaan, tetapi bisa melalui pelatihan, festival rakyat, atau pembinaan komunitas yang melibatkan banyak pihak.
“Yang terpenting, mereka tetap hadir dalam upaya pembinaan, minimal lewat sosialisasi. Bahkan, saat rapat kerja kemarin, kami sudah mendorong Mahulu untuk melakukan sosialisasi dan ikut berpartisipasi di event-event yang diselenggarakan provinsi,” tegasnya.
Sebagai bagian dari strategi, Dispora Kaltim juga berencana memperkuat peran Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) di setiap kabupaten dan kota. Melalui KORMI, diharapkan program pembinaan olahraga tradisional dapat berjalan lebih terstruktur, mulai dari sosialisasi di sekolah, pembentukan klub, hingga kompetisi tingkat lokal.
Bagus optimistis bahwa pelestarian olahraga tradisional dapat memberikan manfaat luas, tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menghidupkan sektor pariwisata, membangun interaksi sosial, dan menumbuhkan rasa bangga masyarakat terhadap kearifan lokal.
Dispora Kaltim menegaskan komitmennya untuk terus memberikan dukungan teknis, bimbingan, dan koordinasi rutin agar semua daerah dapat terlibat aktif. Dengan kerja sama yang kuat, olahraga tradisional di Kaltim diharapkan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan diwariskan kepada generasi mendatang.[] ADVERTORIAL
Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan