ADVERTORIAL – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menyatakan komitmennya untuk mendengarkan dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat, termasuk yang disuarakan oleh mahasiswa. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim, Seno Aji, saat menanggapi aksi damai yang digelar oleh Aliansi Mahasiswa Kaltim menggugat di halaman Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Rabu petang (04/06/2025).
Aksi tersebut menyuarakan sejumlah isu penting, di antaranya menyangkut kerusakan lingkungan akibat industri ekstraktif pertambangan, perlindungan masyarakat adat, serta transparansi dalam pelaksanaan program prioritas pembangunan daerah. “Pemprov Kaltim senantiasa terbuka terhadap aspirasi masyarakat dan mahasiswa. Apa yang disampaikan adik-adik mahasiswa hari ini adalah bagian dari tanggung jawab kami sebagai pemerintah,” ujar Seno Aji di hadapan peserta aksi.
Salah satu poin penting dalam tanggapan Pemprov Kaltim adalah pelaksanaan program prioritas daerah, yakni pendidikan gratis atau yang dikenal sebagai program ‘Gratis Pol’. Seno Aji menjelaskan bahwa dasar hukum untuk pelaksanaan program ini telah rampung disusun, dan implementasinya akan dimulai pada pertengahan tahun ini. “Mulai bulan Juni hingga Juli 2025, pendidikan gratis akan diluncurkan bagi anak-anak yang duduk di semester 1 (semester genap). Lalu, pada tahun anggaran 2026, program ini akan mencakup mahasiswa semester 2 hingga semester 8, dan akan terus berlanjut hingga tahun 2030,” jelasnya.
Program ini mencakup seluruh jenjang pendidikan mulai dari SMA/SMK/MA hingga jenjang pendidikan tinggi S3 (Doktoral). Pemerintah daerah berharap kebijakan ini akan memberi dampak nyata terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia Kaltim secara merata.
Dalam hal lingkungan, Pemprov Kaltim disebut terus memperkuat penegakan hukum terhadap aktivitas pertambangan yang melanggar aturan. Terkait pertambangan ilegal, Seno Aji mengungkapkan bahwa sudah ada 8 perusahaan tambang yang diproses secara hukum karena diduga melakukan kegiatan penambangan tanpa izin resmi. “Kami berkomitmen agar tata kelola lingkungan hidup di Kaltim terus diperbaiki dan ditingkatkan. Ini bagian dari upaya kami dalam mengantisipasi kerusakan lingkungan dan banjir yang seringkali menjadi keluhan masyarakat,” tegasnya.
Pemprov Kaltim juga disebut akan terus menjalin koordinasi dengan aparat penegak hukum dan kementerian terkait guna memperkuat pengawasan di sektor tambang, termasuk memperluas zona rehabilitasi lingkungan di wilayah terdampak.
Pemprov Kaltim juga menegaskan keberpihakan terhadap masyarakat adat, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial dan budaya di Kaltim. Dalam pernyataannya, Seno Aji menyebutkan bahwa pemerintah daerah terus berupaya memberi perlindungan hukum dan sosial kepada komunitas adat, khususnya di daerah yang terdampak pembangunan dan aktivitas industri.
Ia mencontohkan masyarakat adat Muluy di Kabupaten Paser yang baru-baru ini memperoleh penghargaan Kalpataru, sebagai bentuk pengakuan atas peran mereka dalam menjaga kelestarian lingkungan. “Komitmen pemerintah daerah adalah melakukan proteksi terhadap hak-hak masyarakat adat, agar mereka dapat hidup dengan damai dan tenang. Kami ingin pembangunan di Kaltim tetap berpihak pada nilai-nilai keberlanjutan dan keadilan sosial,” jelas Seno Aji.
Aksi damai yang digelar mahasiswa tersebut, menurut Seno Aji, akan dijadikan bahan evaluasi bagi jalannya pembangunan daerah. Ia menegaskan bahwa kritik dan aspirasi yang disampaikan secara damai merupakan bagian penting dari kehidupan demokrasi di daerah. “Kami tidak hanya mendengar, tapi juga berusaha merespons dengan langkah konkret. Kaltim bukan hanya milik pemerintah, tetapi milik seluruh masyarakat, termasuk para mahasiswa yang menjadi motor penggerak perubahan,” pungkasnya.
Dengan pernyataan ini, Pemprov Kaltim kembali menegaskan bahwa pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan hanya bisa tercapai jika dilakukan melalui dialog terbuka antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat. [] (ADVERTORIAL)
Penulis: Himawan Yokominarno | Penyunting: Nursiah