Pemuda Kukar Antusias Ikuti Materi dan Praktik Fardu Kifayah

KUTAI KARTANEGARA – Kesadaran akan pentingnya bekal keilmuan dalam menyikapi urusan akhir kehidupan semakin tumbuh di kalangan generasi muda. Hal ini tampak dalam antusiasme para peserta Pelatihan Fardu Kifayah yang digelar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di Kutai Kartanegara (Kukar), Rabu (18/06/2025).

Sebanyak 150 pemuda dari berbagai kecamatan di Kukar berkumpul di Ruang Serbaguna Dispora Kukar untuk mengikuti pelatihan yang dirancang sebagai bagian dari pembinaan karakter religius dan sosial. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menanamkan tanggung jawab kolektif yang bersumber dari ajaran Islam kepada generasi penerus.

Pelatihan dibuka dengan pemaparan materi teoritis mengenai urgensi dan makna Fardu Kifayah dalam Islam. Materi tersebut disampaikan oleh dua narasumber yang memiliki kapasitas di bidangnya, yakni Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Kaltim, Abnan Pancasilawati, dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kaltim, KH. Muhammad Rasyid.

Keduanya menguraikan berbagai aspek penting dalam pengurusan jenazah, mulai dari landasan hukum, tahapan pelaksanaan, hingga etika yang harus dijaga. KH. Muhammad Rasyid dalam penyampaiannya menegaskan, “Fardu Kifayah adalah kewajiban kolektif. Bila tidak ada satu pun dari umat Islam yang melakukannya, maka semua menanggung dosa. Karena itu penting bagi generasi muda untuk memahaminya, bukan hanya mengandalkan orang tua atau tokoh masyarakat.”

Usai sesi teori, peserta langsung diarahkan mengikuti praktik lapangan. Dengan peralatan yang telah disiapkan panitia, para pemuda dilatih untuk memandikan, mengafani, dan menyimulasikan proses penguburan jenazah sesuai syariat. Tahapan demi tahapan dijelaskan secara rinci, termasuk cara penggulungan kain kafan dan teknik melilit sesuai kaidah agama.

Abnan Pancasilawati menyampaikan bahwa pengalaman praktik tersebut penting untuk membentuk kesiapan mental peserta. “Dengan praktik langsung, pemuda tidak hanya memahami teori, tapi juga siap jika suatu saat dibutuhkan,” terangnya.

Banyak peserta yang awalnya merasa ragu dan canggung ketika memasuki sesi praktik. Namun, suasana pelatihan yang dipandu secara sabar dan interaktif oleh narasumber, perlahan membangkitkan rasa percaya diri mereka. Kegiatan pun berlangsung dengan tertib, sarat empati, dan penuh makna.

Pelatihan ini tidak hanya memperkaya pemahaman keagamaan para peserta, tetapi juga menguatkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial. Para pemuda diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi di tengah masyarakat saat menghadapi peristiwa kematian, tanpa selalu bergantung pada tokoh agama setempat.

Lebih dari sekadar pembelajaran teknis, pelatihan ini menjadi ruang pembentukan karakter generasi muda Muslim di Kukar agar memiliki empati, tanggung jawab sosial, serta kesiapan menjalankan kewajiban kolektif dalam kehidupan bermasyarakat.[] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com