KUTAI KARTANEGARA – Kurangnya pemupukan pada tanaman kelapa sawit terbukti menjadi salah satu faktor utama turunnya produktivitas dan meningkatnya kerentanan terhadap serangan hama. Kepala Bidang Perlindungan, Rudiyanto Hamli, menegaskan pentingnya kesadaran petani akan pemberian pupuk yang tepat sebagai bagian dari pemeliharaan tanaman sawit.
“Banyak petani mengira pupuk tidak terlalu berdampak langsung. Padahal, kekurangan unsur hara seperti magnesium, fosfor, dan kalium bisa menyebabkan gejala serius seperti daun menguning, batang pucat, hingga buah kecil dan mudah rontok,” terang Rudiyanto di Tenggarong, Rabu (23/07/2025).
Rudiyanto menyebutkan beberapa gejala dan dampak yang muncul akibat kekurangan pupuk pada tanaman kelapa sawit berdasarkan observasi lapangan di Kelompok Tani Karya Tani, Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sanga-Sanga.
Pertama, klorosis atau daun menguning menandakan kekurangan magnesium yang menyebabkan daun kehilangan warna hijau, mengganggu proses fotosintesis, dan membuat tanaman mudah terserang penyakit.
Kedua, perubahan warna batang dan pertumbuhan yang terganggu akibat defisiensi fosfor memperlambat perkembangan akar dan tunas, sehingga berdampak langsung pada pertumbuhan keseluruhan tanaman.
Ketiga, tandan buah segar (TBS) yang kecil dan mudah rontok menunjukkan kurangnya kalium. Kekurangan unsur ini menyebabkan buah tidak maksimal, menurunkan bobot panen, dan mengurangi nilai jualnya.
“Gejala seperti ini harus menjadi perhatian serius. Jangan tunggu tanaman rusak total baru bertindak. Pemupukan harus dilakukan secara terukur dan berkelanjutan,” tambah Rudiyanto.
Disbun Kukar tidak hanya melakukan identifikasi, tetapi juga menyalurkan bantuan stimulan berupa Agen Pengendali Hayati (APH) dan pestisida sebagai dukungan awal kepada petani. “Kami juga berikan stimulan agar petani bisa langsung mengambil langkah pengendalian sambil mulai memperbaiki pola pemupukan mereka. Edukasi ini penting untuk mencegah kerugian yang lebih besar,” sambungnya.
Rudiyanto menekankan pentingnya analisis tanah dan daun secara berkala sebagai dasar dalam menentukan jenis dan dosis pupuk yang sesuai.
Dengan pendekatan edukatif dan praktis ini, Disbun Kukar berharap para pekebun bisa meningkatkan produksi sawit secara optimal dan berkelanjutan, sehingga tanaman lebih sehat dan tahan terhadap serangan hama maupun penyakit. [] ADVERTORIAL
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan