KUTAI KARTANEGARA – Pengelolaan peternakan sapi di Desa Lebaho Ulaq, yang merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Daerah dan PT Usaha Bijak Borneo sejak 1 Agustus 2022, kini memasuki tahun ketiganya.
Meskipun telah berjalan selama tiga tahun, perkembangan peternakan sapi di desa tersebut dinilai masih kurang signifikan, terutama dalam hal pemeliharaan dan peningkatan populasi sapi.
Aji Gazali Rahman, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distanak Kukar, menyatakan bahwa sistem pengelolaan peternakan sapi di Desa Lebaho Ulaq yang mengadopsi metode umbar terbukti membatasi pertumbuhan dan produktivitas ternak.
“Sistem umbar yang diterapkan di sini memang memiliki keterbatasan, terutama dalam hal pemberian pakan yang terbatas. Hal ini berdampak pada lambatnya perkembangan sapi dan kurang optimalnya pertambahan populasi,” jelasnya dalam wawancara dengan media ini, Senin (03/02/2025).
Dalam sistem umbar, sapi dibiarkan bebas bergerak di lahan yang luas tanpa pengawasan yang ketat dalam pemberian pakan secara terjadwal. Hal ini berdampak pada kurang optimalnya siklus reproduksi sapi. Aji Gazali Rahman menambahkan bahwa seharusnya sapi Bali betina bisa melahirkan minimal satu anak setiap tahun.
Namun, dalam pelaksanaannya, banyak sapi yang belum melahirkan setelah satu tahun, yang berdampak buruk bagi kelangsungan usaha peternakan tersebut.
“Saya melihat siklus produksi yang kurang bagus, karena selain pakan yang terbatas, sistem umbar juga tidak mendukung percepatan pertumbuhan dan perbaikan produktivitas sapi. Populasi sapi memang bertambah, tetapi tidak signifikan,” tambah Aji.
Pemerintah Daerah bersama PT Usaha Bijak Borneo berkomitmen untuk memperbaiki pengelolaan peternakan ini. Aji berharap, dengan melibatkan banyak pihak, baik perusahaan maupun pemerintah daerah, pengelolaan peternakan sapi di Desa Lebaho Ulaq dapat berkembang lebih baik ke depannya.
“Kami akan terus memantau perkembangan peternakan ini dan mendorong perubahan yang diperlukan agar dapat meningkatkan populasi dan produksi sapi secara optimal,” ujar Aji Gazali.
Pemerintah daerah juga sedang mempertimbangkan penerapan sistem pengelolaan yang lebih efisien, seperti pengelolaan pakan yang lebih terkontrol dan peningkatan sistem pemeliharaan untuk mendukung produktivitas dan pertumbuhan yang lebih cepat.
Dengan demikian, diharapkan dalam beberapa tahun mendatang, peternakan sapi di Desa Lebaho Ulaq dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi ketahanan pangan dan perekonomian masyarakat setempat. []
Penulis: Anggi Triomi | Penyunting: Nistia Endah Juniar Prawita