SAMARINDA — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan ruang yang setara bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. Melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), pemerintah daerah bertekad mengarusutamakan nilai-nilai inklusivitas dalam pembangunan sektor olahraga, salah satunya melalui penyelenggaraan Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (Pepapeda) tahun 2026 mendatang.
Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Sugiarta, menekankan bahwa pelajar disabilitas memiliki hak yang sama dalam pengembangan potensi, termasuk di bidang olahraga. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong penyelenggaraan kegiatan yang mampu mengakomodasi kebutuhan mereka secara menyeluruh.
“Selama ini kami selalu berkomunikasi dengan adik-adik disabilitas, baik melalui sekolah-sekolah luar biasa (SLB) maupun komunitas. Tahun depan, kita akan kembali menggelar Pepapeda, Pekan Paralimpik Pelajar Daerah, sebagai ajang bagi mereka untuk menunjukkan kemampuan,” ujarnya, Rabu (09/07/2025).
Pepapeda terakhir digelar di Kabupaten Kutai Kartanegara dan dinilai sukses membangkitkan semangat para pelajar disabilitas untuk berkompetisi dan menunjukkan potensi mereka. Untuk edisi tahun 2026, Dispora Kaltim tengah melakukan penjajakan dua kota sebagai calon tuan rumah, yakni Samarinda dan Balikpapan, dengan pertimbangan kesiapan infrastruktur yang ramah disabilitas.
“Tahun lalu, kita gelar di Kukar dengan antusiasme yang luar biasa. Untuk tahun depan, kami sedang mempertimbangkan apakah akan diadakan di Samarinda atau Balikpapan. Yang jelas, lokasi dan fasilitas harus benar-benar ramah disabilitas,” jelas Bagus.
Dispora menilai, Pepapeda bukan semata-mata agenda perlombaan, melainkan sebagai sarana penguatan kesetaraan, pemberdayaan, serta pengakuan terhadap kontribusi para penyandang disabilitas. Melalui ajang ini, Kaltim berharap dapat melahirkan atlet paralimpik berprestasi di masa depan.
“Ini bukan hanya soal kompetisi, tapi juga soal memberikan ruang dan kesempatan yang adil bagi semua anak bangsa. Kami ingin adik-adik disabilitas merasa bahwa mereka dihargai, diakui, dan punya kesempatan yang sama untuk berprestasi,” tegasnya.
Selain fokus pada olahraga modern, Dispora juga mendorong pengenalan olahraga tradisional kepada pelajar disabilitas sebagai bentuk pelestarian budaya yang sarat makna kebersamaan dan kegembiraan.
“Selain olahraga modern, kami juga ingin olahraga tradisional dikenalkan ke kalangan pelajar disabilitas. Karena esensi olahraga tradisional adalah kegembiraan, sportivitas, dan kebersamaan, yang bisa dirasakan semua kalangan,” tuturnya.
Untuk memastikan keberhasilan agenda ini, Dispora Kaltim terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari sekolah, komunitas, hingga organisasi kemasyarakatan. Partisipasi aktif masyarakat sangat diharapkan guna menciptakan Kalimantan Timur yang inklusif dan adil bagi seluruh warganya.
“Kami mengajak semua pihak, sekolah, komunitas, dan masyarakat untuk memberikan dukungan nyata. Mari kita ciptakan Kalimantan Timur yang ramah dan adil bagi semua, termasuk bagi para atlet disabilitas yang punya semangat luar biasa,” pungkasnya.
Dengan dukungan lintas sektor dan semangat kolektif, Pepapeda 2026 digadang-gadang menjadi momentum penting bagi Kalimantan Timur dalam menguatkan posisi sebagai provinsi yang berpihak pada kesetaraan dan keberagaman.[] ADVERTORIAL
Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan