KUTAI KARTANEGARA — Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara (Disbun Kukar) terus memperlihatkan komitmennya dalam memperkuat upaya pencegahan kebakaran lahan di wilayah Kukar. Komitmen tersebut kembali ditegaskan melalui pelaksanaan Forum Group Discussion (FGD) Penanganan Dampak Perubahan Iklim yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan. Mereka di antaranya berasal dari perwakilan perusahaan sawit, Kelompok Tani, Kelompok Tani Peduli Api (KTPA), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
FGD tersebut dikemas dengan pendekatan interaktif agar para peserta tidak hanya menerima materi secara teoritis, tetapi juga mampu merasakan dinamika kerja sama saat menghadapi kondisi lapangan. Salah satu sesi yang menarik perhatian peserta adalah simulasi kekompakan yang dirancang untuk menggambarkan urgensi kolaborasi dalam pengendalian kebakaran lahan.
Dalam simulasi itu, panitia menggunakan perangkap ikan kecil berisi bola. Peserta diminta mengeluarkan bola dari perangkap menggunakan sedotan secara berkelompok tanpa menyentuh bola dengan tangan. Tantangan sederhana tersebut menuntut strategi, komunikasi, kerja sama, dan koordinasi yang baik—seperti halnya situasi pemadaman kebakaran di lapangan yang memerlukan respon cepat dan terorganisir.
Kepala Bidang Perlindungan Disbun Kukar, Rudiyanto Hamli, menilai simulasi tersebut bukan sekadar permainan, melainkan sarana edukasi yang efektif. “Permainan ini menggambarkan bagaimana pencegahan kebakaran lahan tidak bisa dilakukan sendirian. Kita memerlukan kekompakan, strategi, dan komunikasi yang baik, sama seperti upaya pemadaman di lapangan,” ucap Rudiyanto seusai kegiatan FGD di Ruang Rapat Sawit Kantor Disbun Kukar, Tenggarong, Kamis (18/09/2025).
Ia menambahkan bahwa perubahan iklim telah meningkatkan potensi titik api di sejumlah kawasan perkebunan Kukar. Karena itu, ia menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha agar upaya mitigasi berjalan optimal.
Melalui forum seperti FGD, Disbun Kukar ingin memastikan bahwa peningkatan kapasitas KTPA maupun perusahaan dilakukan secara berkelanjutan. Para peserta FGD juga mengakui bahwa simulasi tersebut memberikan wawasan baru mengenai pentingnya koordinasi ketika menghadapi situasi darurat. Selain menciptakan suasana kompetitif yang positif, simulasi ini turut membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya strategi terkoordinasi dalam pencegahan kebakaran lahan.
“Kami ingin semua pemangku kepentingan memiliki pola pikir yang sama: siap mencegah, siap merespons, dan siap bekerja sama,” tambah Rudiyanto.
Ia memastikan bahwa Disbun Kukar akan terus menghadirkan kegiatan pelatihan, sosialisasi, serta kerja sama lintas sektor untuk menguatkan sistem pencegahan kebakaran lahan. Kegiatan FGD tersebut kemudian ditutup dengan komitmen bersama untuk meningkatkan koordinasi lintas lembaga dan memantapkan peran setiap pihak dalam menghadapi potensi risiko di masa mendatang.
Dengan pendekatan edukatif dan kolaboratif seperti ini, Disbun Kukar berharap sektor perkebunan di Kukar dapat terus berkembang secara berkelanjutan meski dihadapkan pada tantangan perubahan iklim. [] ADVERTORIAL
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan