ULANBATOR – Perdana Menteri Mongolia, Luvsannamsrai Oyun-Erdene, mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (03/06/2025), di tengah tekanan politik yang meningkat dan kemarahan publik terkait gaya hidup mewah keluarganya yang menjadi sorotan di media sosial. Keputusan tersebut disampaikan secara resmi dalam sidang parlemen, sehari setelah mosi tidak percaya terhadap dirinya diajukan oleh sejumlah anggota legislatif.
Oyun-Erdene mulai menjabat sebagai perdana menteri pada Januari 2021 dalam usia 41 tahun. Saat itu, ia dikenal sebagai pemimpin reformis dengan reputasi antikorupsi dan berasal dari latar belakang keluarga petani di Provinsi Khentii. Namun dalam beberapa pekan terakhir, citra tersebut tercoreng akibat unggahan yang menampilkan kehidupan mewah anak sulungnya, Oyunbileg Luvsannamsrai, yang berusia 23 tahun.
Sejak pertengahan Mei, media sosial di Mongolia ramai membicarakan pesta pertunangan Oyunbileg yang digelar di hotel bintang lima di Ulaanbaatar. Dalam unggahan yang viral, terlihat dekorasi mewah, artis terkenal, serta barang-barang bermerek seperti jam tangan Swiss, gaun desainer internasional, dan mobil sport terbaru. Di tengah situasi ekonomi yang memburuk, reaksi publik atas unggahan ini sangat keras.
Mongolia saat ini mengalami inflasi tinggi, pengangguran meningkat, serta ketimpangan sosial yang tajam. Warga, terutama dari daerah pedesaan dan sektor informal, semakin terbebani. Dalam suasana tersebut, kemewahan yang ditampilkan keluarga perdana menteri dipandang tidak sensitif dan tidak sesuai dengan keadaan rakyat.
Publik mulai mempertanyakan sumber kekayaan keluarga Oyun-Erdene. Dugaan adanya penyalahgunaan kekuasaan pun muncul. Tekanan terhadap dirinya semakin menguat setelah mosi tidak percaya diajukan pada Senin (2/6), dengan tudingan bahwa ia gagal menjaga integritas pemerintah dan memberikan teladan kepemimpinan yang etis.
Dalam pidatonya di parlemen, Oyun-Erdene menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Mongolia dan menerima tanggung jawab politik atas kontroversi yang melibatkan keluarganya. “Sebagai pemimpin negara, saya harus menjadi contoh dalam hal integritas dan kesederhanaan. Ketika kepercayaan publik mulai luntur, saya tidak punya pilihan selain mundur. Ini adalah keputusan yang berat, tetapi saya melakukannya demi menjaga stabilitas negara dan kepercayaan terhadap institusi demokrasi,” ujarnya dengan suara bergetar.
Ia juga membantah adanya penyalahgunaan dana publik, namun mengakui bahwa kelalaiannya dalam mengelola citra publik telah menyebabkan persepsi negatif dan krisis kepercayaan.
Respon masyarakat terhadap pengunduran diri ini terbagi dua. Ada yang memuji keputusan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab moral, sementara sebagian lainnya menyayangkan kepergiannya, mengingat upayanya dalam mendorong reformasi pemerintahan, pemberantasan korupsi, dan transformasi digital di sektor layanan publik.
Presiden Mongolia, Ukhnaagiin Khürelsükh, menyatakan terima kasih atas pengabdian Oyun-Erdene dan mengumumkan bahwa proses penunjukan perdana menteri baru akan segera dimulai sesuai ketentuan konstitusi. Partai Rakyat Mongolia (MPP) yang mendominasi parlemen tengah mempertimbangkan beberapa kandidat, termasuk Wakil Perdana Menteri Amarsaikhan Sainbuyan dan Menteri Keuangan Javkhlan Bold.
Situasi politik Mongolia diprediksi tetap dinamis dalam waktu dekat. Kasus ini menjadi pengingat penting bagi para pemimpin akan perlunya transparansi, integritas, dan kepekaan dalam bersikap di tengah masyarakat yang semakin kritis dan aktif memantau melalui media sosial. []
Redaksi11