Posyandu: Garda Terdepan yang Terlupakan

SAMARINDA – Meningkatkan peran posyandu tak cukup hanya mengandalkan program pemerintah. Butuh kesadaran sosial yang lebih kuat dari masyarakat untuk menjadikan posyandu sebagai pilar utama dalam pencegahan stunting di Samarinda. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, saat menyoroti rendahnya tingkat kunjungan masyarakat ke posyandu dalam beberapa tahun terakhir.

Menurutnya, posyandu seharusnya bukan hanya menjadi tempat timbang badan balita, melainkan pusat informasi dan edukasi keluarga tentang gizi, tumbuh kembang anak, serta pencegahan dini masalah kesehatan anak.

“Masalahnya bukan pada sarana atau fasilitas. Kita menghadapi tantangan budaya masyarakat belum menjadikan posyandu sebagai kebutuhan penting dalam merawat anak,” ujar Sri Puji. “Ketika hanya 6 dari 10 orang tua yang datang ke posyandu, maka kita kehilangan data, kehilangan kontrol, dan pada akhirnya kehilangan arah dalam menurunkan angka stunting.”

Data Dinas Kesehatan tahun 2024 mencatat bahwa tingkat partisipasi masyarakat ke posyandu hanya mencapai 61 persen, jauh dari target ideal 98 persen. Ini menjadi alarm penting bagi pemerintah dan DPRD untuk mengubah pendekatan.

Lebih lanjut, Sri Puji mengungkapkan bahwa edukasi harus dirancang ulang, tidak hanya melalui sosialisasi formal, tetapi juga melalui pendekatan komunitas dan tokoh-tokoh lokal.

“Kita harus mulai membentuk budaya baru—budaya cek posyandu setiap bulan seperti halnya pergi ke pasar. Perlu kolaborasi dari berbagai sektor, termasuk tokoh agama, RT/RW, hingga perusahaan swasta yang bisa mendukung kegiatan kader posyandu,” jelasnya.

DPRD sendiri, menurutnya, siap berperan aktif sebagai bagian dari solusi. Sri Puji menegaskan pentingnya mengembalikan posyandu ke pusat kehidupan sosial masyarakat, sebagaimana dulu semangat gotong royong menjadikan posyandu sebagai tempat berkumpul, belajar, dan saling peduli.

“Stunting bukan sekadar isu kesehatan, tetapi cerminan dari seberapa peduli masyarakat terhadap generasi masa depan. Maka, keberhasilan posyandu bukan hanya tugas kader atau tenaga medis itu tanggung jawab kita bersama,” tutupnya.

Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: M. Reza Danuarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X