Prabowo: Soal Dua Periode, Biar Tuhan dan Saya yang Tentukan

JAKARTA – Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto, meminta pendukungnya tidak mendiskusikan peluangnya maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2029 untuk periode kedua. Pernyataan itu disampaikannya saat menutup Kongres IV Tunas Indonesia Raya (TIDAR) di Jakarta, Sabtu (17/5/2025), di mana sejumlah kader organisasi sayap Gerindra menyuarakan dukungan dua periode untuknya.

“Tadi, terima kasih ada yang sebut Prabowo dua periode. Saya kira saya mau koreksi. Please, tolong jangan sebut seperti itu,” tegas Prabowo dalam pidato penutupan. Ia menegaskan belum genap setahun menjabat sebagai presiden periode 2024-2029. “Niat itu (dua periode), silakan disimpan di dalam hati. Tapi yang menentukan apakah Prabowo dua periode atau tidak adalah Tuhan Yang Maha Kuasa dan Prabowo sendiri,” ujarnya.

Prabowo menyatakan komitmennya untuk fokus mengevaluasi kinerjanya selama masa jabatan pertama. “Kalau saya menilai, saya tidak mencapai apa yang saya canangkan, saya tidak mau maju lagi sebagai presiden RI. Saya akan menilai,” tambahnya. Ia memohon agar pendukung tidak memaksakan harapan tersebut. “Kalau seandainya saya menilai diri saya tidak berhasil, saya mohon dengan sangat, jangan saudara harapkan saya maju lagi,” tegas Ketua Dewan Pembina TIDAR itu.

Pernyataan ini kontras dengan keputusan Partai Gerindra yang telah menetapkan Prabowo sebagai calon presiden (capres) untuk Pilpres 2029 melalui Kongres Luar Biasa (KLB) di Hambalang, Bogor, Kamis (13/2/2025). Dalam KLB dadakan itu, Prabowo juga dikukuhkan sebagai Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina DPP Gerindra periode 2025-2030.

Meski demikian, Prabowo menekankan prioritas utamanya adalah membuktikan kinerja sebagai presiden. “Saya minta dukungan untuk menjalankan amanah ini sebaik-baiknya. Evaluasi hasil kerja lima tahun ke depan yang akan jadi dasar keputusan,” ucapnya. Sikap ini dinilai sebagai upaya menyeimbangkan ekspektasi partai dengan prinsip akuntabilitas diri.

Partai Gerindra sendiri belum memberikan respons resmi terkait pernyataan Prabowo. Namun, penetapan capres sejak dini menunjukkan kesiapan partai mengusungnya kembali, meski sang ketua umum meminta ruang untuk penilaian pribadi. Analis politik menyoroti dinamika ini sebagai bentuk kaderisasi politik yang unik, di mana figur pemimpin berusaha menjaga netralitas elektoral sementara partai bergerak cepat menyiapkan peta kekuasaan jangka panjang. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X