PARLEMENTARIA KOTA SAMARINDA – Ketua Panitia Khusus (Pansus) IV Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berharap dengan adanya raperda tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga bisa membuat ketahanan keluarga di Kota Samarinda menjadi lebih bagus.
Hal itu disampaikan, Sri Puji Astuti politisi dari Partai Demokrat ini, saat ditemui awak media usai menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Pendidikan Kota Samarinda, dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Samarinda, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) Kota Samarinda, di Ruang Rapat Utama Lantai 2 Gedung DPRD Samarinda, Jalan Basuki Rahmat, Kota Samarinda, Kamis (30/03/2023).
“Untuk bagaimana kita bisa membuat ketahanan keluarga di Kota Samarinda itu betul-betul bagus dan kita nantinya bisa menyiapkan generasi emas dan bisa menunjang ketahanan secara nasional,” ujar wakil rakyat kelahiran Samarinda, 20 April 1965 ini.
Dalam RDP ini Pansus masih mencari masukan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan kalangan masyarakat yang ada di Samarinda.
“Kami menghimpun masukan-masukan dari stakeholder baik itu OPD, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh perempuan, saat melaksanakan Sosialisasi Raperda (Sosper, red), kekurangan kita adalah data, data yang ada itu belum akurat,” kata Puji, sapaan akrabnya.
Menurut dia, banyak permasalahan yang muncul di masyarakat yang asal mulanya dari kurangnya ketahanan dalam keluarga, alasan inilah yang menjadi Komisi IV berinisiatif membuat raperda ini.
“Lalu permasalahan yang timbul sebagai latar belakang kami usulkan untuk pembentukan Raperda Penyelenggaraan pembangunan ketahanan keluarga ini banyak persoalan terutama kaitannya dengan Komisi IV,” terang anggota DPRD Kota Samarinda dua periode ini, ” ungkapnya.
Salah satu fungsi agama bagi keluarga sangat berperan penting untuk menjadi benteng terhadap anak yang merupakan komponen dasar yang harus ditanamkan dalam keluarga supaya ketahanan keluarga itu tidak rapuh.
“Ketahanan keluarga yang rapuh akibat dari fungsi agama bagi keluarga, karena bekal anak untuk keluar rumah, jadi sudah dibekali dulu dengan pelajaran agama baik itu tentang bagaimana perbedaan laki-laki dengan perempuan, apa yang diperbolehkan apa yang tidak,” pungkasnya. []
Penulis : Guntur Riyadi | Penyunting : Nursiah