Revitalisasi Pokdarwis, Wisata Desa Sumber Sari Kian Bangkit

KUTAI KARTANEGARA — Penguatan struktur kelembagaan menjadi strategi utama yang membawa Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, berhasil menembus lima besar dalam ajang Lomba Desa Wisata se-Kalimantan Timur (Kaltim) 2025. Pendekatan ini dianggap sebagai fondasi yang krusial untuk menjamin keberlangsungan dan efektivitas pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Kartanegara (Kukar), Ridha Patrianta, menyampaikan bahwa langkah pertama yang dilakukan dalam pengembangan Desa Sumber Sari bukanlah pembangunan fisik ataupun promosi destinasi, melainkan pembenahan struktur kelembagaan, khususnya revitalisasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

“Kami memulai dari pembenahan kelembagaan. Tanpa struktur yang aktif dan sinergis, sulit menggerakkan program pembangunan pariwisata. Maka, kami bentuk ulang Pokdarwis agar mampu menampung aspirasi semua pihak dan bergerak aktif di lapangan,” jelas Ridha di Tenggarong, Kamis (10/07/2025).

Menurutnya, Pokdarwis di Desa Sumber Sari sempat mengalami kevakuman, terutama selama masa pandemi COVID-19. Namun sejak tahun 2022, pembenahan struktur dilakukan secara bertahap dan kini menunjukkan hasil yang menggembirakan.

“Kelembagaan sekarang jauh lebih solid, mereka aktif, terlatih, dan mulai mampu menjalankan administrasi serta pelaporan secara rutin,” tambahnya.

Senada dengan hal itu, Kepala Desa Sumber Sari, Sutarno, menegaskan bahwa penguatan kelembagaan memang menjadi pondasi awal sebelum memulai pengembangan destinasi. Ia menilai, keberhasilan lembaga desa sangat tergantung pada tingkat keterlibatan warga.

“Peran masyarakat sangat besar dalam kelembagaan ini. Pokdarwis yang sekarang ini bukan hanya nama, tapi benar-benar aktif. Mereka melibatkan warga, mengelola tempat wisata, dan juga menjalankan kegiatan secara terencana,” ucap Sutarno.

Ia menjelaskan bahwa Pokdarwis kini bertanggung jawab dalam pengelolaan dua destinasi utama desa, yakni Puncak dan Embung. Tugas mereka meliputi penataan fasilitas wisata, pencatatan jumlah pengunjung, serta pengelolaan dana operasional yang diperoleh dari kontribusi pengunjung, seperti penitipan kendaraan.

“Uang dari penitipan motor saja sudah kami arahkan untuk perbaikan fasilitas dan operasional. Ini bukti bahwa Pokdarwis sudah berfungsi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sutarno menyebutkan bahwa pemerintah desa bersama Dispar Kukar tengah menyusun langkah untuk memperkuat posisi kelembagaan ini secara hukum melalui Peraturan Desa (Perdes). Tujuannya adalah agar sektor pariwisata bisa memberikan kontribusi nyata terhadap Pendapatan Asli Desa (PADes).

Pembinaan dan pendampingan dari Dispar Kukar juga dinilai sangat membantu dalam proses pemberdayaan Pokdarwis. Pelatihan dan pendampingan rutin terus dilakukan agar pengelolaan pariwisata desa dapat berjalan profesional dan akuntabel.

Keberhasilan Desa Sumber Sari menunjukkan bahwa pembangunan sektor pariwisata desa tak hanya ditentukan oleh keindahan alam atau infrastruktur fisik, melainkan juga oleh kekuatan struktur kelembagaan yang partisipatif, terorganisasi, dan mampu bergerak bersama masyarakat. [] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com