PARLEMENTARIA KALTIM – WAKIL Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Seno Aji mendukung usulan Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim tentang lahan bekas tambang dioptimalkan ke lahan pertanian.
Sekedar diketahui, Pj Gubernr Kaltim Akmal Malik meminta kepada para bupati dan wali kota untuk mengoptimalkan lahan pertanian melalui kolaborasi dan kerja sama dengan pihak perusahaan yang beroperasi di wilayahnya.
Pj Gubernur merujuk, di sejumlah wilayah banyak ditemukan lahan bekas pertambang yang sudah tidak aktif, sehingga jika lahan tersebut bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian maka bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar sekaligus untuk mewujudkan ketahanan pangan di daerah.
Hal itulah yang menjadi alasan wakil rakyat dari daerah pemilihan Kutai Kartanegara Seno Aji mendukung permintaan Akmal Malik. Ia mengatakan kepada awak media usai menghadiri Pembukaan Pesta Rakyat Kaltim (PRK) tahun 2024 di lapangan parkir Gelanggang Olahraga (GOR) Kadrie Oening, Jalan KH Wahid Hasyim, Sempaja Selatan, Samarinda Utara, Samarinda, Selasa (09/01/2024).
“Kita mendukung hal itu, karena ketahanan pangan di Kaltim ini harus tumbuh sehingga kita bisa swasembada pangan dan dapat mengekspor pangan itu ke IKN (Ibu Kota Negara, red),” ujar politisi dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini.
Dia melanjutkan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Pj Gubernur Kaltim guna membahas hal tersebut. Sehingga hasilnya di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) perubahan Provinsi Kaltim tahun 2024 dan APBD murni tahun 2025 akan ada penambahan anggaran di sektor peningkatan ketahanan pangan.
“Kita perlu anggaran khusus, diharapkan di tahun 2024 perubahan dan 2025 murni ada anggaran tambahan untuk ketahanan pangan khususnya penanaman padi dan holtikultura termasuk juga lahan bekas tambang,” kata Seno, sapaan akrabnya.
Seno menambahkan, jika konsisten di sektor peningkatan ketahanan pangan tidak menutup kemungkinan harga bahan pangan akan murah seperti di Pulau Jawa. “Saya rasa harga pangan kita bisa murah dari Pulau Jawa, kalau kita sudah intensif panen tiga kali dalam setahun,” tutup Seno. []
Penulis : Guntur Riyadi | Penyunting : Agus P Sarjono