KUTAI KARTANEGARA — Ajang Lomba Kreasi Baris-Berbaris (LKBB) Kaltim Open 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi panggung kreativitas bagi para peserta dari berbagai sekolah.
Salah satu peserta yang mencuri perhatian adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) IT Nurul Ilmi Tenggarong. Dalam kompetisi tersebut, SMP IT Nurul Ilmi mengirimkan dua grup sekaligus, yaitu Team A dan Team B, dengan konsep penampilan yang berbeda namun sama-sama berhasil mengundang decak kagum penonton.
Team A, yang seluruh anggotanya perempuan, mengusung tema variasi “Frozen”, sementara Team B yang beranggotakan siswa laki-laki tampil unik dengan tema “Pocong Gundul”, terinspirasi dari cerita urban populer.
Pelatih Team B, Diva, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian anak didiknya. Dalam waktu persiapan yang relatif singkat, yakni sekitar dua minggu, para siswa mampu menampilkan formasi dan variasi yang solid hingga berhasil melaju ke babak final.
“Ya tentu sangat senang karena dalam dua minggu mereka mampu meraih sesuatu yang membanggakan. Ini waktu yang singkat untuk mematangkan variasi dan formasi, dan mereka bisa membuktikannya. Terlebih lagi, ini pengalaman pertama mereka di dunia baris-berbaris,” ujar Diva pada Minggu malam (27/04/2025).
Diva juga menyampaikan apresiasi kepada para guru, orang tua, dan teman-teman siswa yang telah memberikan dukungan penuh kepada tim.
Untuk komposisi anggota, SMP IT Nurul Ilmi menggabungkan siswa dari kelas 7 dan kelas 8, dengan dominasi peserta dari kelas 7. Menurut Diva, ini dilakukan untuk memperkuat fondasi dasar dari siswa baru yang memiliki semangat tinggi.
Yang membuat penampilan Team B semakin mencolok adalah konsep variasi yang mengangkat tema ritual tradisional, seperti keranda mayat dan sumpah pocong. Diva menjelaskan bahwa ide ini terinspirasi setelah melihat trailer film “Pocong Gundul” yang mengangkat cerita rakyat Indonesia.
“Kami ingin tampil beda. Sampai saat ini, setahu kami, belum ada kelompok baris-berbaris lain di Pulau Jawa hingga Kalimantan yang menggunakan tema ini. Jadi kami bangga bisa mengembangkan kreativitas dari cerita rakyat ke dalam formasi PBB,” katanya.
Sementara itu, pelatih Team A, Davi, memaparkan alasan memilih tema “Frozen” untuk grup perempuan. Menurutnya, tema tersebut dipilih karena peserta dominan perempuan, sehingga membutuhkan konsep yang menggambarkan kekuatan, persahabatan, dan keberanian.
“Frozen adalah cerita tentang kekuatan, persahabatan, dan keberanian perempuan, jadi cocok untuk mereka. Ini juga belum pernah digunakan di LKBB sebelumnya,” ucap Davi.
Baik Diva maupun Davi berharap, capaian yang diraih para siswa menjadi motivasi untuk terus mengembangkan diri. Mereka berpesan agar anak-anak tidak cepat puas dan tetap semangat memperkaya pengetahuan.
“Ke depan, kami berharap anak-anak terus haus akan teori dan materi baru. Jangan cepat puas, jangan sombong, tetap rendah hati, dan terus berproses,” pungkas Davi.[]
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Risa Nurjanah