Songkok Asal Madura Diperjualbelikan di Berau Selama Ramadan

BERAU – Di tengah keramaian Jalan Jenderal Sudirman, Tanjung Redeb, terlihat Mustura, seorang pria paruh baya yang tampak sibuk menata lapak jualannya, Selasa (11/03/2025). Setiap hari, bersama lima cucu dan keponakannya, Mustura menjajakan songkok dari berbagai daerah, seperti Jawa, Bugis, Arab, hingga songkok dari Malaysia.

Mustura mengaku sudah sepuluh tahun berjualan songkok di Berau, meskipun ia baru aktif berjualan di lokasi tersebut sejak lima tahun terakhir. Ia memanfaatkan trotoar jalan sebagai tempat berjualan selama bulan Ramadan, sambil mengenakan baju kotak-kotak dan songkok khas yang ia jual. Setiap sore, ia menggelar lapak bersama keluarganya, dan mobil pikap miliknya diparkir di belakang lapak untuk memudahkan pengangkutan ratusan songkok.

Pada bulan Ramadan ini, Mustura telah aktif menjual berbagai model songkok dengan harga bervariasi. Songkok Bugis, misalnya, dijual dengan harga Rp200 ribu, sementara songkok kain jaring dijual seharga Rp25 ribu. Omzet yang mereka peroleh dapat mencapai puluhan juta rupiah.

Mustura bukanlah penduduk asli Berau. Ia berasal dari Madura dan sudah merantau ke Surabaya sejak muda untuk berjualan perlengkapan ibadah. Ia bercerita bahwa ia menghabiskan hampir 15 tahun di Pasar Wonokromo, Surabaya Selatan, yang dikenal sebagai pusat perdagangan songkok dan perlengkapan ibadah. Namun, pada 2019, ia memutuskan untuk bergabung dengan cucu dan keponakannya yang telah lebih dulu berjualan di Berau.

Kehidupan Mustura yang penuh semangat ini menunjukkan kegigihannya meski usia sudah tak muda lagi. Dengan prinsip “tak ada rezeki yang tertukar,” Mustura percaya bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan cara halal akan membawa berkah. Meskipun ia hanya memiliki keponakan dan cucu, ia merasa bersyukur atas dukungan mereka dan tetap bertekad untuk berjualan hingga akhir Ramadan, karena ia percaya permintaan songkok akan meningkat menjelang Idulfitri.

“Alhamdulillah, setiap hari ada saja yang beli. Ramai saat Ramadan, dan ada yang membeli untuk lebaran nanti,” ungkapnya sambil tersenyum.

Kehadiran Mustura dan keluarganya di Berau membawa warna tersendiri bagi kehidupan ekonomi lokal. Dengan keteguhan hati dan kerja keras, ia terus berdagang meski usianya sudah senja, sambil menikmati setiap momen yang tercipta di bulan penuh berkah ini. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X