Teras Tenggarong Siap Jadi Ikon Baru Kota

KUTAI KARTANEGARA – Pembangunan Jembatan Besi Tenggarong terus menunjukkan perkembangan signifikan dan menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah maupun legislatif. Data terbaru per awal September 2025 mencatat, progres fisik konstruksi jembatan telah mencapai 51 persen, sementara pengerjaan turap atau dinding penahan sungai di sekitarnya telah menembus 60 persen.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar, Wiyono, menegaskan bahwa proyek strategis ini ditargetkan selesai pada Desember 2025 sesuai kontrak kerja. “Jika ada perpanjangan waktu, itu hanya untuk pekerjaan kecil seperti pemasangan railing. Secara keseluruhan pekerjaan masih on track,” ujar Wiyono, Selasa (02/09/2025).

Menurut Wiyono, fokus utama saat ini adalah merampungkan perakitan pilar jembatan, terutama di bagian tengah sungai. Tahap berikutnya adalah pemasangan girder atau balok baja utama, yang dijadwalkan berlangsung pada akhir September 2025. Ia menekankan bahwa fase ini krusial untuk memastikan keamanan dan ketahanan jembatan. “Kami terus mengawasi mutu pekerjaan agar jembatan tidak hanya estetik, tetapi juga kuat dan tahan lama. Mutu konstruksi menjadi prioritas utama,” tambah Wiyono.

Selain aspek teknis, pembangunan jembatan ini mendapat perhatian legislatif. Ketua DPRD Kukar, Ahmad Yani, bersama Wakil Ketua Abdul Rasid, Junadi, dan Aini Faridah, melakukan peninjauan lapangan. Kehadiran mereka bertujuan untuk memberikan dukungan, sekaligus memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan sesuai harapan masyarakat.

“Kita ingin jembatan ini menjadi simbol baru Tenggarong, yang bukan hanya mempermudah mobilitas, tetapi juga menciptakan kawasan ruang publik yang bisa dinikmati warga,” jelas Yani.

Selain fungsi transportasi, pembangunan turap di sepanjang Sungai Mahakam menjadi bagian dari penataan kawasan tepi sungai. Pemerintah Kabupaten Kukar tengah mempersiapkan konsep Teras Tenggarong, yang menjadikan area sekitar jembatan sebagai destinasi rekreasi sekaligus ikon kota.

“Konsep Teras Tenggarong akan mempercantik wajah tepi sungai sekaligus menjadi ruang interaksi sosial bagi masyarakat. Dengan demikian, jembatan ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi, tetapi juga daya tarik wisata,” tambah Wiyono.

Dampak pembangunan jembatan ini dirasakan luas, termasuk bagi mobilitas dan aktivitas ekonomi warga. Kawasan sekitar jembatan berpotensi menjadi titik perdagangan baru, membuka peluang usaha kecil, serta mempermudah akses ke pasar dan fasilitas umum lainnya. Ahmad Yani menekankan bahwa infrastruktur ini akan menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi lokal.

“Keberadaan jembatan ini akan mempercepat arus transportasi barang dan jasa, serta membuka peluang ekonomi baru bagi warga sekitar. Proyek ini bukan sekadar konstruksi fisik, tapi juga investasi sosial dan ekonomi,” tutur Yani.

Masyarakat Tenggarong menyambut positif percepatan pembangunan. Warga berharap proyek selesai tepat waktu sehingga manfaatnya bisa segera dirasakan. Selain mempermudah transportasi, jembatan ini diharapkan menjadi ruang publik dan daya tarik wisata yang meningkatkan kualitas hidup di kota.

“Warga pasti menunggu, apalagi dengan konsep yang menjanjikan wajah baru tepi sungai. Proyek ini akan memberikan manfaat luas, baik untuk mobilitas maupun kegiatan ekonomi masyarakat,” pungkas Yani.

Dengan progres pembangunan yang positif, Jembatan Besi Tenggarong diproyeksikan tidak hanya menjadi sarana transportasi penting, tetapi juga ikon baru kota Tenggarong. Infrastruktur ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi, memperkuat konektivitas wilayah, serta menghadirkan ruang publik yang nyaman dan modern bagi seluruh warga Kutai Kartanegara. [] ADVERTORIAL

Penulis: Anggi Triomi | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com