Teruna Dara Kukar, Panggung Kreatif Pelestari Budaya

KUTAI KARTANEGARA — Gelaran unjuk bakat finalis Teruna Dara Kutai Kartanegara (Kukar) 2025 di Panggung Simpang Odah Etam (SOE), Sabtu malam (28/06/2025), memperlihatkan betapa kuatnya peran generasi muda dalam mengangkat kembali kekayaan budaya lokal. Sebanyak 20 finalis tampil menyuguhkan pertunjukan seni bernuansa etnis, sekaligus membuktikan bahwa pelestarian budaya bisa dilakukan dengan pendekatan kreatif dan inklusif.

Sebagai bagian dari tahapan menuju Grand Final pada 5 Juli mendatang, ajang ini menjadi lebih dari sekadar kompetisi bakat. Ia menjelma sebagai panggung ekspresi budaya, tempat nilai-nilai warisan leluhur disampaikan kembali dalam bahasa seni yang mudah diterima publik. Tari, musik, hingga drama bertema lokal dikolaborasikan dengan unsur kontemporer tanpa menanggalkan identitas tradisi.

Adyatama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kukar (Dispar), Surya Gunawan, menyampaikan bahwa esensi budaya tetap menjadi inti dari seluruh penampilan. “Kukar punya tiga etnis utama pedalaman, pesisir, dan keraton. Kekayaan ini harus terus dihidupkan lewat penampilan yang setia pada pakem,” ujarnya.

Surya juga menegaskan bahwa inovasi boleh dilakukan selama tidak mengaburkan nilai orisinal suatu budaya. “Inovasi boleh, tapi jangan sampai melunturkan nilai-nilai budaya kita sendiri,” tambahnya, merujuk pada pentingnya mempertahankan unsur tradisional dalam setiap eksplorasi artistik.

Penilaian dalam kompetisi ini tak hanya fokus pada aspek teknis pertunjukan, tetapi juga pada kemampuan peserta menyampaikan kedalaman budaya melalui penampilan mereka. Menurut Surya, ajang Teruna Dara Kukar memberi ruang bagi finalis untuk tumbuh sebagai duta budaya sekaligus agen pelestarian.

Salah seorang dewan juri, Fauzi Ozi, mengungkapkan bahwa keunggulan seorang finalis terletak pada keaslian dan keterlibatan emosional mereka dalam membawakan budaya lokal. “Kita bisa melihat siapa yang memang menjiwai budaya lokal, bukan sekadar menampilkan bakat teknis. Itu yang penting dalam menjadi duta wisata menghidupkan budaya lewat diri sendiri,” ujarnya.

Lebih jauh, Surya berharap ke depan peserta dari kecamatan-kecamatan lain di Kukar bisa turut mengambil bagian. “Jangan hanya Tenggarong yang mendominasi. Kita ingin melihat warna-warni budaya dari seluruh pelosok Kukar,” ucapnya.

Selain pertunjukan tari dan musik, unjuk bakat ini juga menyuguhkan puisi berbahasa daerah dan pentas mini teater yang mengangkat kisah rakyat setempat. Ragam pertunjukan ini menunjukkan bahwa Teruna Dara Kukar telah berevolusi menjadi sarana penguatan identitas lokal sekaligus arena pembelajaran lintas generasi.

Melalui ajang ini, semangat menjaga budaya tak hanya menjadi slogan, melainkan praktik nyata yang ditanamkan sejak dini pada generasi muda. Kukar kini semakin mantap menata masa depan budayanya dengan cara yang membumi, relevan, dan partisipatif.[] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com