KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) bersama masyarakat Kecamatan Samboja sukses menggelar Pesta Laut Pesisir Nusantara 2025 di Kuala Samboja. Acara budaya tahunan yang berlangsung selama empat hari (3-6 April) ini mengusung ritual sakral melarung dan berlimbur sebagai bentuk syukur atas hasil laut sekaligus memacu geliat ekonomi kreatif wilayah pesisir.
Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kukar, Zikri Umulda, menegaskan acara ini menjadi wadah pelestarian tradisi bernilai spiritual dan kearifan lokal. “Fokus utama acara adalah prosesi adat melarung dan berlimbur. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan dimulai dengan injak bara api sebagai pembuka, dilanjutkan pelabuhan sesajen ke tengah laut oleh tokoh adat. Ini simbol syukur atas panen melimpah,” jelas Zikri kepada Media via telepon, Sabtu (05/04/2025).
Prosesi melarung diawali pengangkutan sesajen menggunakan kapal khusus ke tengah laut, yang dilarungkan sebagai persembahan kepada penguasa laut. Rangkaian ditutup dengan berlimbur, tradisi penyucian diri yang merekatkan kebersamaan masyarakat. Tak hanya sakral, acara ini menyedot partisipasi 17 talenta tari lokal dari sanggar di Muara Jawa, Samboja, dan Samboja Barat, 13 grup band daerah, serta 120 UMKM yang memamerkan produk kuliner dan kerajinan khas.
Kolaborasi lintas komunitas menjadi kunci sukses acara. Lembaga Adat Kuala Samboja, Komite Ekonomi Kreatif (Kekraf) Kukar, Pramuka, PMI, hingga KNPI bahu-membahu menyukseskan event. Forum Kewirausahaan Pemuda (FKP) dan komunitas anak muda seperti PCK, Anakonda, dan Piton juga turun langsung mengatur logistik dan hiburan. “Dinas Pariwisata bertanggung jawab pada pendanaan dan produksi, sementara panitia lokal dari Kecamatan Samboja mengkoordinasi teknis lapangan,” ujar Zikri.
Dampak ekonomi dirasakan langsung masyarakat. Penjualan UMKM meloncat, sementara hunian penginapan di Samboja meningkat 40% selama acara. Seniman lokal juga mendapat panggung untuk memamerkan karya. “Harapannya, event tahunan ini jadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin menikmati budaya dan alam pesisir Samboja,” tambah Zikri.
Pesta Laut Pesisir Nusantara telah digelar rutin sejak 2018. Tahun ini, Pemkab Kukar sengaja memadukan kesakralan ritual dengan geliat ekonomi kreatif. “Tradisi melarung dan berlimbur kami kemas dalam satu rangkaian agar nilai budaya tetap terjaga. Ini bentuk komitmen pemerintah mengangkat kearifan lokal,” tegasnya.
Partisipasi massif generasi muda dalam penyelenggaraan menjadi sorotan. Mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga penggerak aktivitas, mulai dari pengelolaan stan UMKM hingga penampilan seni. “Acara ini bukan sekadar ritual, tapi bukti bahwa budaya bisa hidup berdampingan dengan ekonomi kreatif,” kata Aldi, anggota komunitas Anakonda yang terlibat dalam pengaturan panggung.
Dengan capaian ini, Pesta Laut Pesisir Nusantara 2025 tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga menancapkan tonggak baru pariwisata Kukar yang berbasis partisipasi masyarakat. Langkah ini diharapkan menjadi model pengembangan destinasi budaya berkelanjutan di wilayah pesisir Indonesia. [] ADVERTORIAL
Penulis: Dedy Irawan | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan