Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan
BERAU – Bencana banjir besar kembali melanda Kabupaten Berau, dengan Kecamatan Sambaliung, Kelay, dan Segah menjadi daerah terdampak terparah. Air setinggi lima meter merendam rumah warga hingga menyentuh atap, memaksa ribuan jiwa dari ratusan kepala keluarga mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Banjir yang terjadi berulang setiap tahun ini tidak hanya merusak rumah penduduk, tetapi juga melumpuhkan fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, tempat ibadah, hingga kantor kampung.
Kondisi tersebut mendorong anggota DPRD Berau, Sakirman, untuk mendesak pemerintah segera mengambil langkah strategis jangka panjang melalui program relokasi warga dari wilayah rawan banjir.
“Ini bukan sekadar pemindahan fisik, tapi upaya menyelamatkan kehidupan dan masa depan masyarakat. Kita tidak bisa terus membiarkan warga menjadi korban banjir setiap tahun,” tegas Sakirman, Minggu (01/06/2025).
Ia menilai kerusakan lingkungan dan maraknya alih fungsi lahan turut memperburuk dampak banjir. Karena itu, menurutnya, program relokasi harus dirancang secara komprehensif.
“Perlu ada pendekatan sosial, ekonomi, budaya, dan tata ruang agar relokasi ini benar-benar efektif dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Anggaran Khusus dan Dukungan Pemerintah Pusat
Sakirman juga mendorong agar Pemkab Berau segera mengalokasikan anggaran khusus dalam APBD, serta menjalin kerja sama dengan pemerintah pusat dan lembaga mitra pembangunan.
“Anggaran ini harus mencakup pembangunan infrastruktur di lokasi baru, penyediaan fasilitas umum, dan program pemberdayaan ekonomi bagi warga yang direlokasi,” jelasnya.
Meski mengakui bahwa relokasi bukan proses yang mudah, Sakirman optimis jika dilakukan secara terencana dan melibatkan masyarakat sejak awal, maka program ini bisa menjadi solusi nyata dalam menghentikan siklus bencana tahunan.
“Harapannya langkah ini dapat segera diambil oleh pemerintah daerah,” pungkasnya. [] Adm04
