KUTAI KARTANEGARA – Penurunan jumlah petani di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi sorotan serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kukar. Data yang dihimpun Pemerintah Kabupaten menunjukkan bahwa setiap tahunnya terjadi penurunan jumlah petani sekitar 7 persen. Tren ini menjadi perhatian khusus karena sektor pertanian terkait langsung dengan ketahanan pangan daerah.
Anggota Komisi III DPRD Kukar dari Dapil V, Farida, menegaskan bahwa penurunan jumlah petani bisa berdampak serius terhadap ketahanan pangan jangka panjang. “Dengan persentase itu tentunya ini menjadi ancaman nyata terhadap ketahanan pangan kita ke depan,” ujarnya saat diwawancarai, Kamis (26/06/2025), usai Rapat Dengar Pendapat (RDP).
Menurut Farida, salah satu penyebab utama penurunan jumlah petani adalah minimnya regenerasi. Saat ini, mayoritas pelaku usaha tani di Kukar masih berasal dari kelompok usia paruh baya, sementara generasi muda cenderung enggan menekuni sektor pertanian. “Petani kita sekarang kebanyakan sudah usia paruh baya. Jarang ada anak muda yang mau turun ke sawah atau kebun. Ini yang harus kita ubah,” kata Farida.
Untuk mengatasi hal ini, Farida mendorong penerapan modernisasi pertanian yang lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi dan gaya hidup generasi milenial. Ia menekankan bahwa pertanian tidak selalu identik dengan pekerjaan fisik yang berat seperti mencangkul atau bergulat dengan lumpur.
“Saat ini sudah ada metode pertanian seperti hidroponik, dan itu bisa menjadi alternatif yang menarik bagi anak muda. Kami dari DPRD siap mendukung dengan memfasilitasi program-program pelatihan dan akses teknologi yang sesuai dengan kebutuhan zaman,” tegasnya.
Langkah modernisasi ini, menurut Farida, perlu didukung kolaborasi dengan dinas terkait, seperti Dinas Perkebunan dan Dinas Pertanian. Hal ini bertujuan agar implementasi program regenerasi petani berjalan optimal di lapangan. “Kita harus memastikan bahwa setiap program yang dirancang bisa diterapkan secara nyata dan memberi manfaat bagi para petani muda,” tambahnya.
DPRD Kukar menekankan pentingnya dukungan regulasi, anggaran, serta pendampingan teknis sebagai kunci keberhasilan program regenerasi petani. Farida menegaskan bahwa solusi terhadap masalah ini bukan hanya sekadar seruan, melainkan membutuhkan langkah konkret yang menyentuh kehidupan petani.
“Kami ingin lahir petani-petani milenial baru di Kukar. Kalau dibiarkan, sektor pertanian bisa lumpuh karena tidak ada yang melanjutkan. Maka solusinya bukan hanya seruan, tapi juga dukungan konkret melalui program-program nyata,” tutupnya.
Dengan upaya modernisasi pertanian dan regenerasi generasi muda, DPRD Kukar optimistis sektor pertanian dapat menjadi lebih menarik, produktif, dan berkelanjutan. Pendekatan ini diharapkan tidak hanya menjaga ketahanan pangan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan memberdayakan masyarakat lokal secara lebih luas. [] ADVERTORIAL
Penulis: Muhammad Ihsan | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan