KUTAI KARTANEGARA – Ancaman penyebaran HIV di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini menjadi perhatian serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Ketua DPRD Kukar, Ahmad Yani, menilai temuan tingginya angka kasus HIV tidak bisa dianggap remeh dan harus segera ditangani secara terpadu.
Ia mengaku terkejut sekaligus prihatin setelah menerima laporan bahwa kasus HIV di Kukar cukup tinggi. Karena itu, ia mendesak tenaga medis, mulai dari dokter, rumah sakit hingga puskesmas, melakukan verifikasi sekaligus pengawasan ketat terhadap pasien.
“Kita harus pastikan dulu data-datanya. Kalau memang betul Kutai Kartanegara tertinggi, maka dokter, rumah sakit, puskesmas, harus betul-betul mengawasi dan mengobati pasien HIV itu,” ujarnya, Rabu (10/09/2025).
Menurut Ahmad Yani, HIV bukan sekadar masalah kesehatan biasa. Penyebarannya bisa meluas jika tidak dicegah sejak dini. Ia bahkan menyoroti potensi praktik transaksi seksual yang dikhawatirkan menjadi salah satu pemicu utama. “Jangan sampai Kukar dijadikan tempat transaksi seksual. Itu berbahaya, bisa merugikan daerah, dan penyebarannya tidak bisa dikontrol,” tegasnya.
Selain intervensi medis, Ahmad Yani menekankan pentingnya pendekatan nilai-nilai agama untuk memperkuat ketahanan masyarakat dari perilaku berisiko. Edukasi berbasis agama, kata dia, perlu ditanamkan sejak dini, baik kepada anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
“Perang keagamaan juga perlu ditutupkan. Cara-cara agama kepada siapapun, baik dewasa, anak-anak, bahkan yang sudah berkeluarga, harus diarahkan agar tidak terjerumus,” tambahnya.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa pencegahan HIV harus dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan semua lapisan. Dari fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan posyandu, hingga peran masyarakat di tingkat RT, semuanya harus tergerak.
“Jangan dianggap biasa-biasa saja. Ini luar biasa. Kalau tidak dicegah dari sekarang, manusia yang sehat pun bisa ikut terjangkit,” tegasnya.
DPRD Kukar mendorong pemerintah daerah bersama instansi terkait untuk segera mengambil langkah konkret. Ahmad Yani berharap penanganan tidak hanya berfokus pada pengobatan bagi penderita, tetapi juga memperkuat pencegahan melalui edukasi, sosialisasi, dan penegakan hukum. Dengan cara itu, risiko penyebaran HIV di Kukar bisa ditekan. [] ADVERTORIAL
Penulis: Muhammad Ihsan | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan