Pariwisata Kukar Dinilai Optimal, Perlu Merata Hingga Desa

KUTAI KARTANEGARA – Upaya Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dalam membangun sektor pariwisata mendapat dukungan dari kalangan legislatif. Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kukar, Hairendra, menilai langkah pemerintah tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur perkotaan, tetapi juga memberi perhatian terhadap ruang publik yang bisa dinikmati langsung oleh masyarakat.

Menurutnya, keberadaan taman kota serta ruang terbuka hijau menjadi simbol nyata keseriusan pemerintah daerah dalam menciptakan suasana kota yang lebih ramah warga. “Pemerintah sudah cukup optimal dalam membangun sektor pariwisata, misalnya melalui taman-taman seperti Taman Tanjung dan Taman Tuah Himba,” ujar Hairendra, Rabu (23/07/2025).

Ia berpendapat, pembangunan taman dan ruang publik tidak sekadar memperindah wajah kota, tetapi juga berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dengan adanya ruang terbuka hijau yang ramah keluarga, warga memiliki alternatif rekreasi murah meriah, sementara daerah setempat berpotensi menarik wisatawan lokal.

Namun, Hairendra mengingatkan bahwa pembangunan pariwisata tidak boleh hanya terpusat di perkotaan. Menurutnya, potensi besar juga ada di tingkat desa dan kecamatan yang menyimpan kekayaan alam maupun budaya. “Ke depan kita harus terus tingkatkan pengembangan spot-spot wisata di daerah agar lebih maksimal menarik pengunjung,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya dukungan fasilitas penunjang, mulai dari akses jalan, area parkir, sanitasi, hingga sarana bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan begitu, wisatawan yang datang tidak hanya menikmati panorama, tetapi juga dapat merasakan pengalaman lengkap, termasuk mengenal produk lokal masyarakat.

“Kalau wisata desa berkembang, maka ekonomi lokal juga akan ikut tumbuh. Kita ingin masyarakat menjadi pelaku utama dalam industri pariwisata yang berbasis kearifan lokal,” tutur Hairendra.

Menurutnya, setiap kecamatan di Kukar sebaiknya memiliki identitas wisata yang khas sesuai karakter lokal. Tidak harus bersaing menjadi destinasi besar, tetapi cukup dikelola dengan baik agar memberi kesan positif bagi pengunjung.

Legislator ini menegaskan, pariwisata berbasis desa bukan hanya tentang pemandangan indah, tetapi juga nilai budaya, kearifan lokal, serta keramahan masyarakat yang menjadi daya tarik tersendiri. Untuk itu, ia berkomitmen terus mengawal kebijakan dan anggaran yang berpihak pada sektor ini agar manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh warga.[] ADVERTORIAL

Penulis: Muhammad Ihsan | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com