Skandal Narapidana China Bikin Kepala Penjara Dicopot

BANGKOK — Skandal mengejutkan mencuat dari penjara Bangkok. Kepala penjara dinonaktifkan setelah dituduh mengistimewakan narapidana asal China, termasuk memberi akses istimewa untuk sejumlah wanita memasuki sel privat. Kejadian ini memicu kehebohan dan pertanyaan publik mengenai praktik di balik tembok penjara Thailand.

Skandal ini mencuat setelah media lokal melaporkan dua wanita China diizinkan mengunjungi narapidana di Bangkok Remand Prison, yang diduga menyediakan layanan seks. Penjara tersebut menahan lebih dari 4.000 narapidana yang sedang menunggu persidangan, termasuk beberapa terdakwa terkenal seperti bos judi online Asia, She Zhijiang, yang baru-baru ini diekstradisi ke China.

Kementerian Kehakiman Thailand mengumumkan pada Senin (24/11/2025) bahwa komandan penjara, sekretarisnya, dan seorang pejabat senior lembaga pemasyarakatan dinonaktifkan terkait kasus ini.

Menteri Kehakiman Thailand, Rutthapon Naowarat, menyatakan bahwa kasus yang melibatkan pejabat penjara itu sedang ditangani “berdasarkan bukti”. Hasil penggeledahan di penjara mengungkap barang terlarang, seperti kondom, tembakau, dan alkohol.

“Dua wanita China ditemukan sendirian dengan seorang narapidana di dalam sel yang sedang direnovasi untuk ruang penerimaan pejabat senior,” ujar Kementerian Kehakiman Thailand.

Barang-barang mewah, termasuk meja, sofa, dan kulkas, ditemukan di sel tersebut barang yang biasanya tidak diberikan kepada narapidana. Temuan awal juga mencakup kotak kondom, bekas cairan tubuh, dan noda menyerupai air mani, yang telah dikirim ke penyidik forensik.

Meski beberapa rekaman CCTV telah dihapus, video yang berhasil ditemukan menunjukkan kedua wanita memasuki penjara mengikuti prosedur standar, bukan melalui jalur rahasia. Hal ini menimbulkan dugaan keterlibatan pejabat penjara lain.

Kementerian Kehakiman Thailand menegaskan bahwa kedua wanita telah membantah keterlibatan mereka dalam pekerjaan seks, dan sekitar 20 petugas, termasuk sipil dan staf tingkat bawah, dituduh melakukan pelanggaran, namun tidak ada yang terbukti membeli layanan seksual. Beberapa narapidana yang terkait skandal ini dipindahkan ke penjara lain.

Skandal ini menyoroti praktik kontroversial di balik jeruji besi Thailand, sekaligus menjadi peringatan bagi institusi penjara di seluruh negeri untuk menegakkan standar pengawasan dan integritas. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com