LOA KULU – SALAH satu permasalahan krusial dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) adalah persoalan sampah. Hal itu seiring dengan pertambahan penduduk di wilayah IKN, produksi sampah pun akan meningkat.
Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan IKN menyadari hal itu. Khususnya bagi dua desa, yakni Desa Sungai Payang dan Desa Jonggon yang berbatasan langsung dan masuk ke dalam ring satu IKN.
Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Loa Kulu Muhammad Fadli mengakui, hadirnya IKN merupakan sebuah tantangan bagi dua desa tersebut. Sebab kondisi topografi serta jumlah penduduknya yang tak sebanyak di daerah lainnya, membuat akses penanganan sampah menjadi sulit dikarenakan faktor jarak.
“Desa Jonggon dan Sungai Payang itu punya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang tidak ada pengolahan di dalamnya. Jadi, sampah datang masuk, kemudian dibuang begitu saja. Kalau sampai TPA itu tidak ada pengolahan sampai IKN beroperasi, sangat mungkin sampah dibiarkan menumpuk saja. Itu tidak bagus,” ucap Fadli, Selasa (30/07/2024).
Fadli menjelaskan, saat ini Kecamatan Loa Kulu sendiri telah memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle (TPST 3R) yang di dalamnya telah disediakan fasilitas pengolahan sampahnya untuk tiap jenis.
Berangkat dari hal tersebut, melalui diskusi bersama pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Kukar, Fadli menyebut akan ada pembangunan TPST baru lagi hasil perkembangan dari TPA yang sudah ada di dua desa itu.
“Demi persiapan daerah penyangga IKN, rencananya TPA di sana akan diubah jadi TPST 3R sehingga sampah bisa terolah dengan baik karena jaraknya sangat jauh jika hanya mengoptimalkan TPST yang ada di Loa Kulu,” jelasnya. []
Penulis: Nistia Endah | Penyunting: Agus P Sarjono