Kasus Bayi Tertukar: Polisi Periksa Bidan, Perawat, dan Lakukan Ekshumasi Makam Bayi

JAKARTA – Polisi bakal memeriksa rekaman CCTV hingga bidan dan perawat untuk mengusut kasus dugaan bayi tertukar di Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan polisi telah mengambil rekaman CCTV di rumah sakit dan saat ini petugas tengah memeriksa rekaman tersebut.

“Termasuk juga CCTV dari rumah sakit ya, dari sejak selesai persalinan dan sebagainya tentunya ini masih kami kaji dan kami teliti,” ujar Susatyo, Selasa (17/12).

Selain itu, polisi juga sudah meminta keterangan dari bidan dan perawat yang bertugas di rumah sakit saat kejadian berlangsung.
“Dari pihak rumah sakit ada dari bidan dan perawatnya, sementara baru bersifat keterangan, ya baru bersifat keterangan,” jelas dia.

Selain itu, polisi juga tengah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk meminta sejumlah berkas terkait proses penanganan terhadap bayi tersebut.

Lebih lanjut, Susatyo menyebut proses penyelidikan masih terus dilakukan. Termasuk, untuk mendalami apakah ada unsur kelalaian dari pihak rumah sakit dalam perkara ini.

“Kami terus melaksanakan kegiatan, sampai nanti apakah ada faktor terhadap kelalaian atau kah ada tata laksana rumah sakit yang mungkin tidak tepat,” tuturnya.

Polisi juga telah melakukan proses ekshumasi di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara untuk mengambil sampel DNA dari bayi yang telah dikuburkan.
“Ini kami melaksanakan ekshumasi untuk memberikan kepastian status atas anak tersebut. Sehingga mungkin nanti ada dua kemungkinan, apakah itu benar sesuai dengan hasil tes DNA atau mungkin yang kedua, mungkin berbeda,” kata dia.

Sebelumnya, pria berinisial MR (27) menduga bayinya tertukar usai persalinan istrinya di Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Peristiwa bermula saat MR dan istrinya pergi ke sebuah klinik untuk kontrol kehamilan pada Minggu, 15 September sekitar pukul 08.30 WIB.

Dari hasil pemeriksaan itu, dokter merujuk istri MR untuk segera melakukan operasi caesar di RSIJ. Sebab dari hasil USG, dokter menyatakan air ketuban sudah berkurang

MR dan istrinya pun ke rumah sakit. Namun, tindakan operasi caesar baru dilakukan keesokan harinya atau pada Senin, 16 September.

MR menyebut usai bayinya lahir, pihak rumah sakit tak pernah menyampaikan soal kondisi bayinya. Namun, saat itu bayi MR dirawat di dalam inkubator dan dibawa ke ruang NICU.
Keesokan harinya atau pada Selasa, 17 September, bayi dari MR dan istri dinyatakan meninggal dunia kemudian dimakamkan.

Kematian anaknya itu membuat istri MR terus menangis. Apalagi, istri MR mengaku belum pernah melihat anaknya usai proses melahirkan.

Pada Rabu, 18 September, MR pun membongkar makam anaknya atas izin dari pengelola makam. Di momen itulah MR menduga bayinya telah tertukar.

“Setelah pembongkaran makam, ternyata bayi tersebut badannya besar, dan dari ukuran panjangnya tidak sesuai surat keterangan lahir dari RSIJCP. Tercantum panjang bayi 47 cm, sedangkan di kubur bayi lebih dari 47 cm,” kata MR.

“Saya sudah meminta tolong ke pihak Pengurus TPU Semper untuk anak dibawa ke klinik, karena bayi baru mengeluarkan BAB berwarna kuning kehijauan. Tapi Pihak TPU Semper tidak mengizinkan dan bayi dimakamkan kembali,” lanjutnya.[]

Redaksi10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com