NEW YORK – Harga minyak dunia mengalami lonjakan pada Senin (17/03/2025), setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan komitmennya untuk terus menyerang kelompok Houthi di Yaman. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap serangan kelompok tersebut terhadap kapal-kapal di Laut Merah yang mengganggu jalur perdagangan internasional.
Pada perdagangan awal, harga minyak mentah Brent tercatat naik 0,6% menjadi $70,99 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami kenaikan serupa, yaitu 0,6%, menjadi $67,58 per barel, seperti yang dilaporkan oleh Al-Jazeera.
Kenaikan harga ini dipicu oleh serangkaian serangan udara yang dilakukan oleh AS, yang menewaskan sedikitnya 53 orang. Ini menjadi operasi militer terbesar yang dilakukan oleh AS di kawasan Timur Tengah sejak masa kepresidenan Donald Trump dimulai pada Januari. Seorang pejabat AS menyatakan bahwa kampanye militer tersebut dapat berlangsung selama beberapa pekan.
Serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah selama ini telah mengganggu perdagangan global. Hal ini mendorong AS untuk melancarkan kampanye militer guna mencegat misil dan drone yang diluncurkan oleh kelompok Houthi.
Meski harga minyak meningkat, ketidakpastian masih membayangi pasar akibat perlambatan ekonomi global, ketegangan perdagangan internasional, serta data ekonomi yang beragam, khususnya dari China. Bahkan, Goldman Sachs telah menurunkan perkiraan harga minyak global mereka, mengantisipasi pertumbuhan ekonomi AS yang lebih lambat dan potensi peningkatan pasokan minyak dari OPEC+.
Konflik di Yaman sendiri bermula pada 2014 ketika kelompok Houthi, yang didukung oleh Iran, merebut ibu kota Sana’a dan menggulingkan pemerintah yang sah. Peristiwa ini memicu intervensi militer oleh koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi pada 2015, dengan tujuan untuk mengembalikan pemerintahan yang sah. AS, sebagai sekutu Arab Saudi, memberikan dukungan logistik dan intelijen dalam operasi tersebut.
Konflik yang berlangsung selama bertahun-tahun ini telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah, dengan jutaan orang terancam kelaparan dan penyakit. []
Redaksi03