MAHULU – Peredaran narkoba di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, mulai menunjukkan kecenderungan yang mengkhawatirkan. Selama Januari hingga Mei 2025, Satuan Reserse Narkoba (Satreskoba) Polres Mahulu berhasil mengungkap sembilan kasus terkait perdagangan narkotika di wilayah tersebut. Dari kasus-kasus itu, sebanyak 12 tersangka berhasil diamankan dengan barang bukti total mencapai 34,43 gram.
Meski jumlah kasus yang terungkap masih lebih sedikit dibandingkan daerah lain, aparat kepolisian menegaskan bahwa ancaman peredaran narkoba di Mahulu sangat nyata dan terus mengintai masyarakat setempat. Kapolres Mahulu, AKBP Eko Alamsyah, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memberantas peredaran obat terlarang sampai ke akar-akarnya.
“Buat saya pribadi, narkoba ini hal yang benar-benar menjadi musuh. Karena ketika narkoba itu masuk, dia akan merusak segala lini kehidupan masyarakat,” tegas AKBP Eko Alamsyah saat diwawancara Media, Senin (19/05/2025).
Kapolres juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam upaya pemberantasan narkoba di wilayah Mahulu. Ia mengingatkan bahwa pemberantasan narkoba tidak bisa hanya mengandalkan aparat kepolisian saja. “Saya imbau masyarakat untuk bersama-sama berantas peredaran narkoba, karena kalau polisi sendiri nggak ada gunanya. Kalau melihat hal-hal yang mencurigakan segera melaporkan ke polisi,” katanya.
Selain itu, Kapolres mengimbau para orang tua agar lebih mengawasi pergaulan anak-anak mereka di tengah masyarakat. Orang tua harus mengetahui dengan siapa anak-anak bergaul, dari mana asal teman mereka, serta aktivitas yang mereka lakukan. Hal ini penting untuk mencegah penyalahgunaan narkoba yang dapat terjadi akibat pengaruh pergaulan yang salah.
“Jaga anak-anak kita. Jangan sampai anak-anak kita dibiarkan bergaul saja. Kita jaga dia bergaul dengan siapa, orang darimana, terus apa yang dia lakukan. Terus ketika ada indikasi anak ini pulang malam terus, tapi paginya segar. Ini perlu diwaspadai. Mari kita jaga generasi muda kita agar terhindar dari hal-hal yang berbau narkoba,” imbuh AKBP Eko Alamsyah.
Berdasarkan hasil penyelidikan, narkoba yang beredar di Mahulu sebagian besar dipasok oleh bandar dari Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur. Hal tersebut terungkap dalam beberapa kasus yang berhasil diungkap kepolisian.
“Kebanyakan dari Samarinda. Ini yang kami upayakan agar dari Samarinda ini bisa putus jaringannya. Saya sendiri belum ketemu siapa leader yang masukkan narkoba ke Mahulu. Nanti setelah PSU kita maksimalkan,” tegas Kapolres Mahulu.
Pihak kepolisian terus meningkatkan pengawasan dan koordinasi untuk memutus rantai peredaran narkoba agar masyarakat Mahakam Ulu dapat terhindar dari dampak negatifnya. []
Redaksi11