KUTAI KARTANEGARA — Kepedulian terhadap dunia pendidikan di wilayah pesisir Kutai Kartanegara (Kukar) kembali disuarakan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kukar dari Daerah Pemilihan (Dapil) III, Safruddin. Ia menyoroti kondisi memprihatinkan sejumlah sekolah di kawasan pesisir yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah.
Salah satu sekolah yang disorot terletak di Desa Tanjung Berukang, Kecamatan Anggana. Menurut Safruddin, bangunan sekolah di wilayah tersebut sudah banyak yang rusak dan tidak layak digunakan.
“Di daerah pesisir seperti Tanjung Berukang, banyak sekolah yang kondisinya sudah tua dan rusak. Saat air pasang, bahkan ada sekolah yang tenggelam, dan kalau hujan anak-anak kebasahan karena atapnya bocor,” ujar Safruddin pada Sabtu (04/10/2025).
Ia menuturkan, kondisi tersebut telah ia tinjau langsung bersama Ketua DPRD Kukar. Dari hasil kunjungan lapangan itu, keduanya berkomitmen memperjuangkan perbaikan sarana pendidikan agar anak-anak pesisir dapat belajar dengan layak.
“Saya sudah turun langsung bersama Ketua DPRD. Alhamdulillah beliau menyetujui untuk sama-sama memperjuangkan perbaikan sekolah-sekolah itu,” jelasnya.
Kendati demikian, keterbatasan anggaran menjadi kendala utama dalam merealisasikan seluruh kebutuhan pembangunan infrastruktur pendidikan di daerah pesisir.
“Respon dari pemerintah sudah baik, hanya saja terkendala efisiensi anggaran. Jadi nanti kami akan menyesuaikan dengan kemampuan anggaran yang ada,” katanya.
Tidak hanya mengandalkan dukungan pemerintah, Safruddin juga mengambil langkah pribadi dengan membantu anak-anak pesisir yang putus sekolah melalui program beasiswa mandiri yang ia biayai dari dana pribadi.
“Saya sekarang lagi menggalakkan beasiswa mandiri. Ada beberapa anak yang saya sekolahkan dan kuliahkan, salah satunya sekarang kuliah di STT Migas Balikpapan,” ujarnya.
Inisiatif ini muncul karena banyak anak di pesisir berhenti sekolah akibat kesulitan ekonomi. Oleh sebab itu, Safruddin memilih membantu mereka yang berprestasi dan memiliki potensi agar dapat melanjutkan pendidikan.
“Saya pilih anak-anak yang berprestasi dan punya bakat. Harapannya, setelah lulus, mereka bisa langsung bekerja di perusahaan, terutama di Pertamina Hulu Mahakam yang berada di wilayah pesisir,” ungkapnya.
Program yang telah berjalan sejak tahun 2023 ini sudah membiayai empat siswa, terdiri dari satu mahasiswa dan tiga pelajar SMA. Ia menanggung penuh biaya kuliah, tempat tinggal, hingga kebutuhan belajar.
“Untuk yang kuliah di STT Migas, biaya per semesternya sekitar Rp8 juta. Sewa rumahnya Rp1,1 juta per bulan, belum termasuk kebutuhan seperti laptop dan printer. Semua saya sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing,” terangnya.
Safruddin berharap langkah kecil ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat maupun pihak swasta untuk turut memperhatikan pendidikan di wilayah pesisir.
“Mereka ini masa depan daerah. Kalau kita bantu sekarang, insyaallah nanti mereka yang akan membantu membangun Kukar,” tutupnya. [] ADVERTORIAL
Penulis: Muhammad Ihsan | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan