KUTAI KARTANEGARA – Gelombang baru kreativitas yang dipelopori generasi muda mulai mengubah wajah perekonomian daerah di Kutai Kartanegara. Melalui peran aktif Komite Ekonomi Kreatif (KEKRAF) di tingkat kecamatan, potensi lokal kini mendapatkan ruang tumbuh yang lebih luas dan sistematis.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Dispar Kukar) dalam menciptakan infrastruktur sosial yang mendukung pembangunan sektor ekonomi kreatif. Fokus diarahkan pada pemberdayaan kecamatan agar dapat mengembangkan potensi warganya, sekaligus menyiapkan masa depan yang tidak lagi bergantung pada sektor ekstraktif.
Delapan kecamatan telah lebih dulu membentuk KEKRAF dan menunjukkan progres signifikan. Kecamatan-kecamatan tersebut meliputi Loa Janan, Marangkayu, Anggana, Samboja Barat, Samboja, Muara Jawa, Kota Bangun, dan Tenggarong Seberang. Masing-masing memiliki karakteristik dan pendekatan yang disesuaikan dengan kekayaan lokalnya.
“Anak-anak muda di kecamatan itu luar biasa aktif. Ketika kami memberikan arahan dan ruang, mereka langsung bergerak. Di Loa Janan misalnya, tiba-tiba ada panggung pertunjukan yang mereka inisiasi sendiri. Mereka menggali potensi lokal dan menampilkannya dalam format yang modern dan menarik,” ujar Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dispar Kukar, Zikri Umulda, di Tenggarong, Kamis (19/06/2025).
Loa Janan mengembangkan seni pertunjukan, sedangkan Muara Jawa lebih menonjol melalui produksi media digital seperti podcast. Keduanya mencerminkan semangat adaptif kaum muda yang tidak hanya mewarisi budaya, tetapi juga memperbarui cara penyampaiannya agar relevan dengan zaman.
Sayangnya, tidak semua wilayah berjalan seiring. Kecamatan seperti Kenohan, Kembang Janggut, Tabang, Tenggarong, dan Loa Kulu masih dalam tahap pembentukan ulang KEKRAF. Zikri menyebut bahwa banyak Surat Keputusan pengurus lama yang sudah tidak berlaku, sehingga perlu pembaruan administratif sebagai syarat pembentukan struktur baru.
“Kalau kabupatennya sudah rapi, kita bisa lebih mudah dan efektif menurunkan ke bawah. Ini juga supaya program di tingkat kecamatan bisa sinkron dengan arah kebijakan kabupaten,” jelasnya.
Lebih dari sekadar struktur organisasi, KEKRAF dirancang menjadi simpul koordinasi antara pelaku kreatif dan pemangku kepentingan pemerintah. Mulai dari pelatihan, fasilitasi pembiayaan, hingga promosi karya, semuanya diharapkan bermuara pada penguatan jejaring komunitas kreatif berbasis lokal.
Dispar Kukar menargetkan seluruh kecamatan membentuk KEKRAF sebelum akhir 2025. Dengan demikian, pengembangan ekonomi kreatif bisa dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan, menyesuaikan dengan potensi khas tiap wilayah.
Kukar yang kaya akan budaya, kuliner, dan kekayaan seni tradisional diyakini memiliki daya saing tinggi jika potensi tersebut dikelola secara terstruktur. Melalui semangat kolaborasi dan inovasi, KEKRAF diharapkan menjadi motor penggerak transformasi ekonomi yang lebih berkelanjutan di Kalimantan Timur (Kaltim). [] ADVERTORIAL
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan