Sri Muryani Minta Perempuan Jadi Prioritas, Bukan Sekadar Pelengkap

KUTAI KARTANEGARA – Pembangunan yang berpihak pada semua kelompok masyarakat kembali menjadi sorotan di Kutai Kartanegara (Kukar). Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kukar, Sri Muryani, menilai bahwa dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) belum sepenuhnya mencerminkan keberpihakan pada isu keperempuanan, padahal kebutuhan akan perlindungan dan pemberdayaan perempuan kian mendesak.

Menurut Sri, dokumen strategis yang seharusnya menjadi pedoman arah pembangunan lima tahun ke depan masih menitikberatkan pada sektor fisik. Padahal, kelompok rentan seperti perempuan dan anak juga memerlukan perhatian khusus, terlebih di tengah maraknya kasus kekerasan. “Tapi saya sangat menyayangkan dari program Bupati itu tidak menitikberatkan, tidak menjadi skala prioritas pembangunan di perempuan,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (02/08/2025).

Ia menegaskan, pembangunan tidak hanya bisa diukur dari berdirinya jembatan atau mulusnya jalan, tetapi juga dari kemampuan daerah melindungi dan meningkatkan kapasitas warganya, termasuk perempuan kepala keluarga. “Jadi yang saya sayangkan, pemberdayaan perempuan ini hanya sebagai pelengkap, bukan prioritas,” tuturnya.

Meski demikian, Sri memastikan DPRD tidak akan tinggal diam. Ia menyebut pihaknya terus memperjuangkan agar setiap tahun program yang berpihak pada perempuan bisa masuk dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). “Next tetap kami dorong setiap RKPD. Kami berusaha untuk mendorong memasukkan anggaran-anggaran untuk kepentingan perempuan,” tegasnya.

Potensi perempuan Kukar sendiri tidak bisa dipandang sebelah mata. Berdasarkan sensus penduduk 2010, jumlah perempuan mencapai 296.294 jiwa dari total 626.286 penduduk. Kini, dengan populasi yang telah menembus 806.964 jiwa pada akhir 2024, peran perempuan diyakini semakin besar, terlebih sekitar 46 ribu di antaranya berstatus kepala keluarga.

Sri berharap pemerintah daerah memberi ruang lebih jelas dalam perencanaan pembangunan agar perempuan tidak lagi diposisikan sebagai pelengkap. Sebaliknya, mereka harus diberdayakan sebagai motor penggerak yang memperkuat fondasi sosial dan ekonomi Kukar. [] ADVERTORIAL

Penulis: Muhammad Ihsan | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com