SAMARINDA — Menghadapi musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga September 2025, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) memperkuat sinergi antar instansi untuk mencegah meluasnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sejumlah titik api telah terpantau di Kabupaten Kutai Timur dan Paser sejak April, menandakan dimulainya tantangan tahunan tersebut.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menegaskan bahwa seluruh kekuatan telah dikerahkan sejak dini. “Kaltim sudah siap sedia menghadapi musim kemarau tahun ini. Memang benar, ada beberapa titik api yang sudah terdeteksi di Kutim dan Paser, namun BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) telah turun tangan secara cepat,” ujarnya, Kamis (01/05/2025).
Seno menyebut penanganan tidak hanya dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), tetapi juga melibatkan Dinas Kehutanan, kelompok masyarakat peduli api, hingga unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Kolaborasi lintas sektor ini menjadi strategi utama pemerintah provinsi dalam menghadapi potensi karhutla secara komprehensif.
Namun, ia juga mengakui adanya keterbatasan, terutama dalam hal peralatan modern. “Kita sudah all-out dalam penanganan karhutla, namun bagaimanapun juga kami tidak bisa jalan sendiri. Dukungan peralatan dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) akan sangat membantu kami melakukan langkah preventif agar lebih efektif,” jelasnya.
Isu karhutla di Kalimantan Timur turut menjadi perhatian pemerintah pusat. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Budi Gunawan menyatakan bahwa penanganan karhutla tidak boleh dianggap remeh karena berpotensi menimbulkan dampak geopolitik jika meluas.
“Presiden Prabowo Subianto secara khusus menekankan bahwa kita harus memastikan karhutla ini tidak menjadi bola panas di ranah internasional ataupun menyentuh aspek geopolitik kawasan. Target kita jelas, zero karhutla,” tegas Budi Gunawan.
Seno Aji pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Ia mengingatkan bahwa keberhasilan penanganan karhutla sangat bergantung pada antisipasi dini dan kerja sama semua pihak.
“Karhutla bukan hanya soal bencana, tetapi juga menyangkut nama baik Indonesia di mata dunia. Mari kita semua waspada dan berkolaborasi,” pungkasnya. (ADV/IHS/RAS)