KUTAI KARTANEGARA — Dalam upaya meningkatkan daya saing pariwisata di tengah persaingan global, Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Dispar Kukar) menyoroti peran krusial penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, sebagai pendukung pelayanan wisata yang berkualitas dan ramah bagi wisatawan mancanegara. Pernyataan ini disampaikan oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dispar Kukar, Arianto, saat membuka pelatihan pelayanan pelanggan bagi pelaku jasa pariwisata di Hotel Grand Fatma Tenggarong, Jumat (11/07/2025).
Arianto menegaskan, walaupun saat ini kemampuan bahasa asing belum menjadi fokus utama, pengenalan bahasa Inggris secara bertahap perlu dijadikan bagian dari budaya pelayanan untuk membangun citra positif destinasi wisata di Kukar. Ia membagikan pengalaman dari diskusinya dengan pengelola wisata daerah lain yang secara sengaja melatih masyarakat agar mampu berkomunikasi dengan wisatawan asing.
“Saya pernah berdiskusi dengan pengelola wisata di daerah lain, dan mereka menyampaikan bahwa masyarakatnya sengaja dilatih agar bisa berbahasa Inggris. Tujuannya bukan hanya agar keren, tapi agar mampu menyambut tamu asing dengan percaya diri,” kata Arianto.
Lebih jauh, Arianto menjelaskan bahwa kemampuan berbahasa Inggris tidak sekadar soal kemampuan verbal, melainkan merupakan bagian penting dari pelayanan prima yang membuat wisatawan merasa dihargai dan nyaman berinteraksi dengan masyarakat lokal tanpa hambatan bahasa.
“Ketika masyarakat atau pengelola wisata bisa menjelaskan informasi dasar tentang destinasi, memberi arahan, atau sekadar menyapa dengan hangat dalam bahasa Inggris, itu sudah menjadi nilai tambah yang luar biasa,” tambahnya.
Arianto juga menyoroti bahwa daya tarik wisata tidak hanya bergantung pada keindahan alam dan fasilitas, tetapi juga pada keramahan dan kenyamanan komunikasi. Oleh sebab itu, pelatihan bahasa Inggris difokuskan kepada kelompok sadar wisata (pokdarwis), pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta petugas layanan langsung seperti loket dan pemandu wisata.
“Tidak perlu langsung fasih, yang penting ada kemauan belajar. Bahkan sapaan sederhana seperti hello, how can I help you?, atau welcome to our village bisa memberi kesan positif bagi wisatawan asing,” jelasnya.
Dispar Kukar juga tengah menjajaki kerja sama dengan lembaga pelatihan bahasa serta komunitas pendidikan nonformal untuk membentuk kelas bahasa Inggris praktis di area wisata. Harapannya, pelaku wisata lokal tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga mampu bersaing di pasar pariwisata global.
Dengan penekanan pada pengembangan kualitas layanan melalui peningkatan kemampuan bahasa, Dispar Kukar berkomitmen kuat untuk memperkuat sektor pariwisata yang berbasis kesiapan dan peran aktif masyarakat lokal.
“Kita tidak ingin wisatawan asing hanya datang lalu pergi tanpa merasa terhubung dengan masyarakat lokal. Dengan bahasa, kita bisa menyambungkan cerita, memperpanjang kunjungan, bahkan menciptakan loyalitas,” pungkas Arianto.[] ADVERTORIAL
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan