Abdul Rohim Duga Fenomena Manusia Silver Terorganisir

SAMARINDA – Fenomena manusia silver yang kerap terlihat di sejumlah titik jalan Kota Samarinda, baik siang maupun malam hari, menjadi perhatian Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Abdul Rohim. Ia menekankan bahwa penanganan masalah ini harus dilakukan dengan pendekatan menyeluruh, baik dari sisi hilir maupun hulu.

“Berarti selalu pendekatannya hulu dan hilir,” ujarnya saat ditemui di Kantor DPRD Kota Samarinda, Jumat (15/08/2025) siang.

Abdul Rohim menjelaskan bahwa di sisi hilir, penegakan aturan secara konsisten menjadi kunci. Satpol PP harus menunjukkan keberlanjutan dalam menindak aktivitas manusia silver yang terus muncul meski telah dilakukan penertiban. “Jadi, kalau hilir itu kira-kira ya memang harus diperlihatkan konsistensinya, konsisten Satpol PP atau lebih konsisten manusia silver-nya,” terangnya.

Ia menegaskan bahwa penindakan tidak bisa berhenti pada satu kali operasi karena aktivitas manusia silver sering muncul kembali keesokan harinya. “Jadi, kalau dia muncul mesti ditindak, nanti besok ada lagi tindak lagi, ada lagi tindak lagi,” katanya.

Namun, Abdul Rohim menyoroti pentingnya menelusuri akar persoalan di sisi hulu. Ia menilai fenomena manusia silver kemungkinan tidak sepenuhnya berasal dari inisiatif individu, melainkan ada pihak tertentu yang mengorganisir dan mengambil keuntungan dari praktik tersebut. “Itu mulai agak ke hulu itu maksud saya agak di tengah, ini sebenarnya ada yang memobilisasi ada yang mengorganisir ini harus juga dicari, jangan-jangan ini terorganisir,” tegasnya.

Ia menambahkan, pelacakan pihak yang menggerakkan dan mengkapitalisasi manusia silver perlu dilakukan agar penanganan lebih efektif. “Ini juga harus di tracking untuk memastikan bahwa kalau ternyata memang ini diorganisir, maka memang tidak bisa selesai kalau cuman sekedar yang diurus manusia silver-nya berarti harus dikejar ini siapa yang menggerakkan mereka, yang mengkapitalisasi mereka ini,” jelasnya.

Abdul Rohim mencontohkan pola serupa pada pengemis di lampu merah yang ternyata bagian dari jaringan terorganisir. “Ini kan model ya kurang lebih kayak peminta-peminta itu yang di lampu merah, ternyata kita pikir mereka secara personal tapi ternyata mereka diorganisir,” katanya.

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa akar utama fenomena manusia silver tetap terkait kondisi ekonomi masyarakat. “Yang paling hulu adalah ini soal ekonomi, muncul yang begini-begini ya salah satunya karena ada kebutuhan untuk meningkatkan pemenuhan ke hajat hidup mereka,” ujarnya.

Menurutnya, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja menjadi solusi jangka panjang untuk menekan munculnya fenomena manusia silver di Samarinda. “Sehingga dengan cara ini bisa meminimalisir berbagai model-model seperti manusia silver itu,” pungkas Abdul Rohim.

Pendekatan yang ia paparkan menekankan bahwa solusi efektif tidak hanya bersifat represif, tetapi juga bersifat preventif dan struktural, dengan melibatkan berbagai pihak dalam penanganan akar masalah.[] ADVERTORIAL

Penulis: Yus Rizal Zulfikar | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com