Generasi Muda Pontianak Berkompetisi dalam Lomba Berceloteh dan Tundang untuk Pelestarian Bahasa Daerah

PONTIANAK – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Ilmu Pengetahuan (Iptek) dan Bahasa Kota Pontianak menggelar final Lomba Berceloteh dan Pantun Berdendang (Tundang) dalam Bahasa Melayu di lantai 2 Gedung Pontianak Convention Center (PCC), Senin (22/07/2024).

Kepala UPT Iptek dan Bahasa Kota Pontianak Rosalina menjelaskan bahwa tujuan digelarnya lomba itu sebagai bagian dari upaya untuk mengenalkan budaya Melayu kepada para pelajar sekolah, dari SD, SMP sampai SMA. Peserta Lomba Berceloteh dalam Bahasa Melayu adalah pelajar kelas satu dan dua SD se-Kota Pontianak, sementara peserta Lomba Tundang adalah pelajar tingkat SMP dan SMA se-Kota Pontianak.

“Tujuan digelarnya lomba itu adalah untuk menarik minat dan bakat anak-anak agar mereka tahu budaya di Kota Pontianak seperti apa. Untuk itu, mereka diwajibkan tampil menggunakan bahasa daerah,” tuturnya. Rosalina menambahkan bahwa melalui lomba Tundang, pihaknya ingin mengenalkan kepada anak-anak tentang alat musik dan syair dalam bahasa daerah. Dengan dua lomba ini, dia berharap dapat menarik minat dan bakat anak-anak agar mereka paham dengan budaya daerah.

“Dewasa ini merupakan hal yang sangat penting untuk melestarikan budaya, sehingga budaya daerah tidak tergerus oleh zaman,” ujar Rosalina. Seperti diketahui, sekarang sudah memasuki era globalisasi di mana segala macam informasi hingga kebudayaan bisa datang dari mana saja.

“Kita khawatir anak-anak kita tidak mengetahui dan mengenal budaya daerahnya, khususnya tentang bahasa daerah. Dengan lomba ini, kita mencoba mengenalkan kepada mereka bagaimana bahasa daerah dan juga seni Tundang. Itu akan sangat bermanfaat bagi mereka di tengah derasnya arus globalisasi ini, di mana semakin banyak budaya dari luar yang masuk,” tegasnya.

Ia berharap ke depannya anak-anak tidak malu menggunakan bahasa daerah, apalagi hingga merasa rendah diri. Generasi muda di Kota Pontianak menurutnya harus bangga dalam berbahasa Melayu. “Karena sekarang ini banyak sekali bahasa asing yang masuk, tetapi mereka tetap harus bangga menggunakan bahasa daerahnya. Dengan begini mereka bisa melestarikan bahasa dan budaya daerah,” imbuhnya.

Sebelumnya, para peserta lomba melalui tahapan pendaftaran dan penilaian secara online. Untuk Lomba Berceloteh, terdapat sekitar 32 peserta yang berpartisipasi. Untuk Lomba Tundang, terdapat 18 peserta yang berpartisipasi. Setiap peserta menyertakan video penampilannya. Video ini kemudian diseleksi dan dipilih untuk masuk ke sepuluh besar. Dalam final ini, 10 besar masing-masing lomba kembali menampilkan penampilannya. Dan pada babak final ini akan ditentukan juara satu, dua, tiga dan harapan satu, dua, dan tiga. []

Redaksi08

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com