KUTAI TIMUR – Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kutai Timur, tercatat memiliki 282 keluarga yang berisiko mengalami stunting, dengan 15 anak yang telah dipastikan mengalami stunting. Penemuan ini disampaikan oleh Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kutai Timur, Achmad Junaidi, pada Minggu (02/03/2025), yang mengungkapkan bahwa awalnya hanya terdeteksi 5 anak stunting di daerah tersebut. Namun, setelah dilakukan pembaruan data melalui sistem E-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), angka ini meningkat menjadi 15 anak yang teridentifikasi stunting.
Junaidi menjelaskan bahwa untuk mengatasi masalah ini, sinergi antara kecamatan dan desa sangat dibutuhkan. Ia mengingatkan bahwa upaya penurunan stunting dapat dilakukan dengan memberikan makanan tambahan (PMT) kepada anak-anak yang berisiko stunting atau yang sudah terlanjur mengalami stunting, dengan durasi pemberian selama 6 bulan berturut-turut.
“Setelah pemberian PMT, perlu dilakukan evaluasi ulang dengan pengukuran dan penimbangan untuk memastikan efektivitasnya. Pendampingan yang intensif juga diperlukan untuk memastikan bahwa makanan tambahan ini sampai kepada anak-anak yang membutuhkan,” kata Junaidi.
Lebih lanjut, Camat Batu Ampar, Suriansyah, menekankan pentingnya verifikasi dan validasi data terkait angka keluarga berisiko stunting. Dia juga mengungkapkan bahwa sebagai langkah sementara, desa di Kecamatan Batu Ampar telah menginisiasi program menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang mengalami stunting, sembari menunggu penganggaran lebih lanjut dari pemerintah untuk penanggulangan stunting.
“Jika anggaran dari pemerintah belum tersedia, saya meminta kepala desa untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang mengalami stunting. Saya pun siap untuk mengambil peran sebagai orang tua asuh untuk anak stunting,” tegas Suriansyah.
Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi penurunan angka stunting di Batu Ampar, sekaligus meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya gizi anak-anak demi generasi yang lebih sehat di masa depan. []
Redaksi03