WASHINGTON – Sektor konsumen di Amerika Serikat menunjukkan sentimen negatif yang memberi tekanan pada perekonomian pada Maret 2025. Hal ini dipicu oleh dampak dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang menyebabkan kenaikan harga barang. Berdasarkan survei konsumen dari University of Michigan yang dirilis pada Jumat (14/03/2025), sentimen konsumen tercatat berada di level terendah sejak November 2022.
Pesimisme terhadap prospek inflasi kembali meningkat pada Maret, dengan proyeksi inflasi satu tahun mendatang melonjak menjadi 4,9% dari sebelumnya 4,3% pada Februari. Dua bulan lalu, angka inflasi yang diperkirakan konsumen hanya sebesar 3,3%. Sementara itu, ekspektasi inflasi jangka panjang, yang mengukur prediksi selama lima hingga sepuluh tahun ke depan, juga meningkat menjadi 3,9%, naik dari 3,4% pada Februari. Angka tersebut mencatatkan tingkat ekspektasi inflasi jangka panjang tertinggi sejak 1991.
Direktur Survei Konsumen Universitas Michigan, Joanne Hsu, menjelaskan bahwa meskipun kondisi ekonomi saat ini relatif tidak berubah, ekspektasi terhadap masa depan semakin memburuk. “Banyak konsumen yang cemas tentang ketidakpastian yang tinggi terkait kebijakan dan faktor ekonomi lainnya,” ujarnya. Hsu juga menyebutkan bahwa perubahan kebijakan ekonomi yang sering terjadi membuat perencanaan masa depan menjadi sulit bagi konsumen, yang pada gilirannya memperburuk sentimen negatif mereka.
Penurunan sentimen konsumen ini terjadi di tengah kebijakan tarif impor yang diterapkan pemerintahan Trump terhadap beberapa negara, yang kemudian direspons dengan pemberlakuan tarif balasan dari Uni Eropa dan Kanada. Perang tarif ini belum sepenuhnya tercermin dalam data inflasi terbaru.
Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja yang dirilis awal pekan ini menunjukkan bahwa Indeks Harga Produsen (PPI) inti—yang mengukur perubahan harga yang dilihat perusahaan dan tidak termasuk makanan serta energi—naik 3,4% dari tahun sebelumnya, meskipun sedikit menurun dibandingkan dengan 3,6% pada Januari. Sementara itu, Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan kenaikan 3,1% pada Februari, yang merupakan kenaikan tahunan terendah sejak April 2021.
Ekonom dari Capital Economics, Harry Chambers, mencatat bahwa lonjakan proyeksi inflasi ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran konsumen terhadap dampak kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintah AS. “Penurunan Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan pada Maret, dipasangkan dengan lonjakan ekspektasi inflasi, menunjukkan bahwa kekhawatiran konsumen terhadap dampak kebijakan administrasi Trump semakin meningkat,” tambah Chambers. []
Redaksi03